"Kami menyimpulkan atau setidaknya berhipotesis bahwa bayi melihat dengan cara yang sangat berbeda," kata Martinez-Conde.
Namun,perbedaan persepsi terhadap melihat suatu objek bukanlah satu-satunya cara bayi melihat dunia dengan cara yang berbeda. Penelitian lain sudah menunjukkan bahwa bayi juga melihat dalam warna yang berbeda, dan tampaknya mempunyai beberapa bentuk sinestesia.
Sebuah studi pada tahun 2011 yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science, baru-baru ini muncul kembali di The Gist Podcast, menemukan bahwa bawi cenderung untuk mengasosiasikan bentuk dan warna tertentu dengan menunjukkan sinestia yakni sebuah kemampuan yang tidak biasa yang memungkinkan Kita untuk melihat angka dan warna dalam sebaliknya.
Studi ini menunjukkan bahwa bayi berusia dan 3 bulan menunjukan asosiasi bentuk-warna yang signifikan. Namun, pada saat mereka berusia 8 bulan, preferensi itu tidak lagi diucapkan.
Hanya 4 sampai 5 persen dari orang yang mengalami sinestesis ketika mereka berusia dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa kita mungkin terlahir dengan synesthetes dan kebanyakan orang akan kehilangan kemampuan ini saat mereka tumbuh dewasa.
baca juga : Mengabaikan Tangisan Anak dapat Sebabkan Kerusakan Otak
Penulis | : | |
Editor | : | endah trisulistiowaty |
KOMENTAR