Desa Adat Takpala, terletak di dataran tinggi pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Desa ini merupakan salah satu desa adat dari 3 desa adat yang ada di Pulau Alor yang masih memegang teguh adat istiadat dan peraturan yang dibuat oleh nenek moyang. Desa adat Takpala didiami oleh Suku Abui yang berarti orang gunung.
Perlu waktu sekitar 30 menit menggunakan mobil dari Kalabahi, pusat kota Pulau Alor untuk mencapai desa adat Takpala. Dari penghentian terakhir kita bisa berjalan kaki menaiki tangga-tangga hingga berjumpa dengan rumah-rumah beratap ilalang di Desa Takpala yang disebut Rumah Gudang. Di rumah ini disebut Rumah gudang karena ditempat ini pula penduduk menyimpan persediaan makanan serta tinggal.
Apabila akan mampir kemari jangan lupa untuk membawa sirih, pinang dan kapur kegemaran penduduk Takpala. Tua muda di Takpala gemar menyirih, jangan heran jika melihat bibir dan gigi kemerahan akibat kegiatan ini.
Jangan ragu untuk berinteraksi dengan penduduk disini, dengan ramah akan menjawab pertanyaan-pertanyaan wisatawan yang ingin mengenal kehidupan di desa adat tersebut. Bahkan seringkali mereka menawarkan kudapan berupa jagung rebus, ubi rebus dan kopi kepada orang yang berkunjung.
Desa Takpala memiliki 2 rumah simbol utama yang berdiri menghadap sebuah tumpukan batu berbentuk lingkaran yang disebut mesbah. Disekitar mesbah terdapat sebuah lapangan kecil tempat penduduk Takpala berkumpul dan menari Lego-lego.
Waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke desa Takpala adalah pada bulan Juni atau Juli saat penduduk hendak membuka lahan baru untuk berladang. Sebelum melakukan pembukaan lahan biasanya penduduk akan menyelenggarakan perayaan, menari lego-lego bersama sambil mengelilingi mesbah. Pada saat ini 2 rumah simbol utama juga akan dibuka, rumah ini tidak ditinggali dan hanya dibuka setahun sekali.
Mayoritas pekerjaan penduduk di Takpala adalah berladang dengan memanfaatkan lahan yang hanya bergantung pada hujan. Sebagian lainnya membuat kerajinan seperti gelang dan tenun yang akan dijual pada wisatawan yang berkunjung. Jangan lupa untuk membeli oleh-oleh kerajinan buatan penduduk sebagai cenderamata dan kenang-kenangan pernah berkunjung ke desa ini. Selain itu dengan membeli hasil karya penduduk Takpala, wisatawan juga ikut mendukung perekonomian mereka.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR