Gerhana Matahari total di Maba memang gagal disaksikan karena awan tebal yang menutupi matahari.
Meskipun demikian, misi penelitian yang dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) tak sepenuhnya gagal.
"Kita berhasil mendapatkan data selama 60 detik," kata Emmanuel Sungging Mumpuni, pimpinan tim penelitian GMT 2016, di Maba, Halmahera Timur.
Data yang diperoleh Lapan itu akan dimanfaatkan untuk menguak misteri "garis terlarang" pada korona matahari.
"\'Garis terlarang\' itu menunjukkan adanya unsur besi pada matahari yang tidak bisa dijumpai di bumi. Unsur itu menyusun korona dan hanya bisa diungkap lewat gerhana. Setelah ini, kita akan lihat datanya dan coba analisis apakah bisa digunakan," kata Sungging kepada Kompas.com di Alun-alun Maba, Rabu (9/3/2016).
Dari penelitian gerhana kali ini, Lapan berharap dapat menghasilkan makalah penelitian tentang korona matahari.
Namun, keberhasilan publikasi itu akan bergantung pada kualitas data yang didapatkan.
Gerhana Matahari total di Maba seharusnya berlangsung selama 3 menit 17 detik.
Namun, pukul 9.50 WIT, saat Gerhana Matahari total seharusnya terjadi, awan menutup pandangan ke langit. Fenomena gerhana menjadi sangat sulit disaksikan.
Warga yang berkumpul di Alun-alun Maba hanya bisa menikmati kegelapan sesaat ketika totalitas.
Sesekali, suara "Allahu Akbar" terdengar dari masjid yang berada di dekat lokasi pengamatan.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR