Aurora disebabkan oleh muatan partikel yang menabrak atmosfer sebuah planet dengan kecepatan tinggi, jenis aurora yang terlihat di Bumu seperti aurora borealis atau aurora australis (Northern atau Southern Lights).
(Baca : Fenomena Aurora akan Punah ?)
Jupiter juga memiliki aurora, tetapi kasat mata karena mereka terletak di bagian UV dan sinar-X-ray spektrum. Sekarang, dengan menggunakan data dari tiga satelit berukuran wilayah ruang Jupiter, Dunn dan rekan-rekannya dari Jepang, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis menemukan apa yang menyebabkan terjadinya aurora ini.
Tim menemukan bahwa percepatan sinar-X pada aurora Jupiter dipicu oleh badai matahari.
Analisis rinci dari emisi sinar-X juga menunjukkan bahwa aurora menuju puncak daerah yang paling dekat dengan tepi luar magnetosfer raksasa gas, di mana interaksi dengan badai matahari akan kuat.
"Matahari terus menyemburkan aliran partikel ke ruang angkasa melalui angin matahari," jelas para ilmuwan. (Baca juga : Sepuluh Cahaya Aneh dari Langit)
Ketika badai raksasa meletus, angin menjadi lebih kuat dan magnetosfermenekan Jupiter, menggeser batas dengan angin surya sejauh 2 juta km melalui ruang angkasa. Peneliti menemukan bahwa interaksi pada batas tertentu memicu sinar-X dengan energi tinggi pada aurora borealis Jupiter, yang meliputi area lebih besar dari permukaan bumi.
Dampak badai matahari pada aurora Jupiter dapat dilacak dengan memantau sinar-X yang dipancarkan selama dua pengamatan, yakni pada bulan Oktober 2011, ketika lontaran massa korona antarplanet diperkirakan mencapai raksasa gas dari Matahari
Dunn dan rekannya menggunakan data yang dikumpulkan untuk membangun citra dalam menentukan sumber aktivitas sinar-X, dan mengidentifikasi daerah-daerah untuk menyelidiki lebih lanjut pada titik-titik waktu yang berbeda. Hasil penelitian Dunn dipublikasikan secara online pada 22 Maret di Journal of Geophysical Research.
"Membandingkan temuan baru dari Jupiter dengan apa yang sudah diketahui di Bumi akan membantu menjelaskan bagaimana cuaca ruang angkasa disebabkan oleh badai Matahari yang berinteraksi dengan magnetosfer bumi," kata co-penulis ,Prof. Graziella Branduardi-Raymont, ia juga dari University College London.
(Baca pula : Waktu Terbaik untuk Menikmati Aurora Borealis)
"Wawasan terbaru ini akan mengungkapkan bagaimana atmosfer Jupiter dipengaruhi oleh Matahari yang membantu kita menemukan atmosfer exoplanet, memberikan kita petunjuk planet yang dapat mendukung kehidupan seperti yang kita kenal,” pungkas Raymont.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR