Mengobati penyakit mental dan insomnia
Terapi perilaku kognitif cenderung menghasilkan beberapa perbaikan dalam masalah tidur, terutama untuk gejala ringan penyakit mental.
Akan tetapi, susah tidur cenderung bertahan kecuali ditargetkan secara langsung untuk pengobatan. Dalam sebuah uji coba penelitian, 51 persen individu yang menjalani pengobatan depresi dengan terapi perilaku kognitif atau obat masih mengalami insomnia.
Penelitian saat ini lebih fokus pada apakah pengobatan insomnia juga akan meningkatkan kesehatan mental pada orang yang mengidap penyakit mental, termasuk depresi dan kecemasan. Pasalnya, ada beberapa bukti bahwa pemberian obat dan terapi perilaku kognitif untuk insomnia dapat mengurang gejala masalah kesehatan mental.
(Baca juga: Sulit Tidur? Lakukan Teknik Pernapasan Ini)
Jadi, dapatkah penyakit mental dicegah dengan mengatasi insomnia?
Baru-baru ini, uji coba penelitian di Australia dengan 1.149 peserta menunjukkan bahwa pengobatan insomnia mampu mengurangi gejala depresi.
Partisipan yang menyelesaikan terapi perilaku kognitif insomnia menunjukkan penurunan gejala depresi dibandingkan mereka yang tidak diberi pengobatan insomnia.
(Baca juga: Kiat Tidur Sehat: Mengenali dan Mengatasi Gangguan Tidur)
Jadi, jika Anda menderita insomnia, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Jika diperlukan, ia dapat merujuk Anda ke dokter spesialis tidur atau psikolog. Mereka dapat menilai seberapa parah insomnia Anda beserta apapun yang terkait masalah kesehatan mental. Dengan begitu, anda bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR