Bakteri yang kebal terhadap obat-obatan saat ini menjadi kekhawatiran para ahli kesehatan di seluruh dunia. Para ilmuwan terus berupaya mencari antibiotik baru yang dapat mengalahkan bakteri super tersebut.
Kandidat antibiotik baru kemungkinan berasal dari tubuh kecoak. Binatang yang dianggap menjijikkan oleh manusia ini ternyata memiliki mekanisme pertahanan tubuh yang ampuh.
Profesor Naveed Khad, Head of Biological Science dari Universitas Sunway Malaysia, berhasil menemukan bahwa sistem saraf pusat kecoak menghasilkan antibiotik dengan daya kerja sangat kuat.
(Baca juga: Susu Kecoak, Kandidat Makanan Manusia di Masa Depan)
"kecoak hidup dalam lingkungan yang sangat menjijikkan sepanjang pengetahuan manusia. Sangat masuk akal jika mereka mempunyai mekanisme pertahanan tubuh yang ampuh terhadap kuman-kuman ganas (superbugs)," kata Khad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Ia mengatakan, kecoak merupakan salah satu binatang yang sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu, bertahan hidup melalui berbagai bencana dan paparan radiasi yang kuat, serta lingkungan tempat tinggal yang kotor.
(Baca juga: Rahasia Kecoak Bisa Hidup Tanpa Kepala)
"Kita dapat mempelajari banyak hal dari makhluk ini. Saya percaya mereka pasti mempunyai suatu mekanisme pertahanan tubuh yang ampuh", kata ilmuwan yang mendapat penghargaan medali emas dari Pakistan Academy of Sciences pada November 2015 ini.
Dari hasil penelitiannya diketahui antibiotik yang berasal dari sistem saraf pusat kecoak bisa membunuh bakteri mematikan bagi manusia, seperti Methicillin-resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) dan Neuropathogenic E. Coli tanpa melukai sel-sel tubuh manusia.
Khan dan tim telah mengembangkan penelitiannya bahkan ke binatang-binatang yang lebih menakutkan seperti buaya.
(Baca juga: Manfaatkan Kulit Telur untuk Membasmi Tikus dan Kecoak)
Ia meyakini kita harus kembali mempelajari hal-hal yang mendasar untuk menemukan jawaban-jawaban baru terhadap masalah-masalah lama atau bahkan untuk isu-isu yang sedang berkembang.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR