Indonesia punya ambisi besar untuk menjadi negara digital. Berbagai cara dilakukan untuk mewujudkan harapan tersebut, salah satunya melalui inisiatif menciptakan 1.000 startup hingga 2020 mendatang.
Program tersebut bukan cuma sekadar menciptakan startup biasa, melainkan usaha rintisan digital yang berkualitas dan berpotensi menjadi unicorn. Istilah unicorn company sendiri merujuk pada startup yang nilai valuasinya mencapai lebih dari 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 13 triliun.
Agar semuanya bisa terwujud, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pun menggandeng berbagai pegiat startup di Tanah Air, mulai dari pelaku inkubasi hingga modal ventura.
Kementerian Informasi dan Telekomunikasi sendiri memang mendapat amanat langsung dari Presiden Indonesia Joko Widodo untuk mencapai Indonesia digital, khususnya untuk ekonomi startup.
Salah satu andalan dalam program tersebut adalah Kibar yang dipimpin oleh Yansen Kamto. Perusahaan yang satu ini memang dikenal giat melakukan inkubasi startup di berbagai wilayah Indonesia.
1.000 startup dimulai dari 10 kota
Untuk menuju 1.000 startup dalam waktu 5 tahun, strategi awalnya adalah meningkatkan awareness mengenai usaha model ini dan mengajak masyarakat untuk membangunnya. Titik awalnya adalah 10 kota dengan target 20 startup dari masing-masing kota.
Dengan skema demikian, menurut Yansen, Indonesia tidak akan kesulitan mengembangkan 1.000 startup berkualitas. Dalam setahunstartup diharapkan bisa mencapai angka 200, dan lima tahun mencapai angka 1.000.
“1.000 startup ini planning mulai di 10 kota sudah kita petakan. Ada Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Bali, Makassar, Pontianak, dan Medan. Nanti tidak menutup kemungkinan untuk memperluasnya ke kota-kota lain,” tutur Yansen saat ditemui di sela-sela Indonesia Ecommerce Summit & Expo, di gedung Indonesia Convention Exhibition, Rabu (27/4/2016).
“Kami sudah susun roadmap yang terdiri dari talks, workshop, hackathon, bootcamp, dan inkubasi. Ada juga kurikulum khusus untuk pembinaan startup yang disesuaikan untuk negara berkembang,” imbuhnya.
Yansen menekankan bahwa target program 1.000 startup bukanlah usaha karbitan yang cuma dibuat dan dibesarkan untuk memikat investasi belaka. Ini adalah mengenalkan upaya membuat startup dari nol, mulai dariawareness belaka hingga menjadi usaha rintisan yang layak masuk proses inkubasi.
Di 10 kota tersebut, Yansen dan berbagai pihak yang terlibat dalam program 1.000 startup akan membuka pusat inovasi. Isinya terdiri dari co-working space dan inkubator startup.
“Pembangunan ekosistem (startup) di 10 kota itu nanti mengajak berbagai pihak. Mulai dari akademisi, bisnis, pemerintah, media dan komunitas. Bisa cepat karena gak seluruhnya membangun (infrastruktur), dari rekan-rekan kan ada juga yang sudah memiliki fasilitas, contohnya co-working space,” pungkas Yansen.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR