Swafoto atau lazim dikenal dengan istilahselfie adalah satu cara untuk mendokumentasikan perjalanan berlibur. Bisa "selfie" sendiri, bisa juga beramai-ramai dengan mengambil tempat yang punya pemandangan indah.
Baru-baru ini terjadi kejadian naas yang menimpa wisatawan saat berlibur di pantai akibat selfie. Dua orang hilang terseret ombak saat melakukan swafoto atau selfie di Pantai Kedung Tumpang di Desa Pucanglaban, Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur, Kamis (5/5/2016) sekitar pukul 11.00 WIB.
Niat awal berfoto selfie dan berujung maut juga banyak tercatat terjadi di Indonesia atau belahan dunia. Kasus ini bisa menjadi tamparan keras bagi wisatawan yang ingin mengambil foto selfie di lokasi wisata agar lebih berhati-hati.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau agar selalu berhati-hati dan memperhatikan kondisi sekitar saat berwisata di pantai.
Disarankan untuk tidak berenang terlalu jauh di laut dan saat ombak besar sebaiknya tidak melakukan aktivitas di laut. Wisatawan juga diimbau untuk mengikuti semua arahan dan rambu-rambu yang ada di obyek wisata.
Jangan remehkan kegiatan swafoto ini. Risiko keamanan berswafoto bahkan bisa disamakan dengan kegiatan pendakian gunung.
Dalam buku "Mountaineering: The Freedom of The Hills (2010)" tertulis: “Sebuah strategi yang baik untuk pendakian yang aman memiliki tujuan pertama yaitu kembali ke rumah dengan selamat…”.
Walaupun untuk mendaki gunung, kutipan tersebut masih relevan dengan tujuan ber-selfie ria.
Berikut ini beberapa tips penting berdasarkan buku tersebut terkait perencanaan kegiatan ber-selfie agar tetap aman.
Penilaian terhadap bahaya
Seperti mendaki gunung, selfie juga merupakan kegiatan berisiko bahaya. Hal terpenting sebelum melakukan selfie adalah menilai potensi bahaya yang terjadi di tempat Anda ingin selfie.
Bahaya tersebut misal terbagi dua seperti bahaya obyektif dari tempat ber-selfie dan bahaya subyektif dari diri sendiri.
Bahaya obyektif bisa berbentuk tempat yang rawan ombak besar, rawan terjatuh di jurang, bisa terjatuh ke kawah gunung berapi, terpeleset karena tanah yang dipijak longsor, tiupan angin, dan bahaya lain.
Sedangkan, bahaya subyektif bisa berbentuk ceroboh saat ber-selfie, mengantuk saat selfie, atau pijakan kaki tak kuat. Sebaiknya sebelum selfie di tempat wisata, pertimbangkanlah keamanan berdasarkan bahaya yang telah dikenali.
Belajar dari pengalaman
Berbagai pengalaman buruk dalam kasus selfie banyak terjadi. Media sosial atau media massa juga telah mengulas kejadian tersebut.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR