Ada juga alasan praktisnya, yakni membuat logo jadi lebih mudah ditemukan oleh pengguna di antara rimba ikon aplikasi di layarhomescreen. Kalau cuma terdiri dari dua warna saja, bisa dipastikan logo baru ini gampang terlewat dari pandangan.
Selain itu, ada banyak pula pertimbangan lain dalam membuat logo, seperti faktor scalability atau kemampuan menyesuaikan tampilan ikon dengan berbagai keperluan lain seperti web embed dan favicon di Twitter.
Tim desain sempat merancang 300 versi dan varian berbeda sebelum akhirnya sampai pada logo baru Instagram. (Baca juga : 10 Lokasi Wisata Terfavorit di Instagram)
!break!
Dulu ke sekarang
Di samping logo aplikasi utama Instagram, logo aplikasi-aplikasi lain dari layanan photo sharing itu ikut diubah dengan rancangan yang senada, yakni Boomerang, Hyperlapse, dan Layout. (Baca : Kebanyakan Orang Tak Ingin Siarkan Langsung Kehidupan Mereka di Facebook)
Bentuk masing-masing logo itu kini menampilkan fungsi aplikasi dengan lebih jelas, mulai dari menyusun kolase foto (Layout), membuat video singkat dari rangkaian foto (Boomerang), hingga membuat videotime lapse (Hyperlapse).
Instagram turut merombak tampilan antarmuka aplikasi utamanya menjadi sedikit berbeda. Yang paling kentara mungkin adalah layar belakang layar tempat menambahkan filter kini tak lagi berwarna hitam, melainkan putih.
Seperti perubahan logo, perubahan layar filter ini lagi-lagi melambangkan pergeseran pola konsumsi foto di era modern. (Baca juga : Fitur Baru Facebook Ditujukan untuk Pengguna Tunanetra)
Kalau dulu para fotografer lebih suka melihat foto dengan latar belakang hitam supaya tak terganggu oleh warna lain, sekarang filterscreen Instagram sengaja dibuat putih supaya pengguna bisa lebih mudah melihat seperti apa foto itu nantinya ketika disajikan di aliranfeed yang juga berlatar belakang putih.
Tentu, tak semua orang suka dengan perubahan yang diterapkan oleh Instagram, terutama soal logo yang boleh dibilang mengalami peralihan terbesar. Jagat internet pun seolah terbelah dua. Sebagian pengguna menyukai logo baru, sebagian lain malah membencinya. Beberapa bahkan meminta agar Instagram mengembalikan logo lama yang ikonik dan sangat familiar itu.
Soal kontroversi ini, Spalter menanggapi dengan santai “Mungkin saya akan pergi berlibur di dalam bunker!” candanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR