Nationalgeographic.co.id—Ketakutan akan kegagalan adalah kondisi umum yang sering menghentikan kreativitas dan menghalangi kita untuk bergerak maju dalam hidup kita. Meskipun kita semua mengalami kegagalan dalam hidup, kita tidak semua bereaksi dengan cara yang sama.
Beberapa dari kita menganut konsep kegagalan sebagai cara untuk memfokuskan kembali dan membentuk kembali pemikiran kita. Yang lain bereaksi terhadapnya dengan meringkuk menjadi bola kecil (sebuah armadillo yang terancam oleh kucing besar muncul dalam pikiran) dan menutup diri dari dunia luar.
Ada banyak bukti untuk mendukung gagasan bahwa beberapa orang menerima kegagalan sementara yang lain menghindarinya di setiap kesempatan yang ada. Bagi sebagian orang, kegagalan itu baik; kepada orang lain, itu buruk.
Dikutip Psychology Today, sebuah badan penelitian yang menarik telah menggaris bawahi gagasan bahwa ada beberapa orang yang menerima tantangan dan kekecewaan sebagai peluang untuk memfokuskan kembali pemikiran mereka. Ini adalah orang-orang dengan "pola pikir berkembang".
Lalu, ada orang lain yang melihat kegagalan sebagai kegagalan total. Mereka percaya bahwa mereka tidak pernah memiliki bakat atau keterampilan, dan mereka mungkin tidak akan pernah memilikinya. Ini adalah orang-orang dengan "pola pikir tetap."
Orang-orang ini menganut keyakinan bahwa Anda dilahirkan dengan bakat, atau tidak. Singkatnya, Anda berada dalam satu grup atau yang lain. Psikolog Carol Dweck telah mempelajari jenis set mental ini secara ekstensif dan memberikan bukti klinis bahwa kebanyakan orang dengan sengaja menempatkan diri mereka di salah satu dari dua kelompok tersebut.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | pschology today |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR