Beberapa penyelam di dekat Caesaerea, pelabuhan kuno Israel, menemukan beberapa benda kuno dari dasar laut. Penemuan ini berlanjut pada penemuan harta karun berupa patung perunggu, koin dan artefak lainnya yang karam bersama sebuah kapal kargo 1.600 tahun lalu.
Para penyelam tersebut lantas melaporkan penemuan mereka kepada Badan Kepurbakalaan Israel (IAA). Laporan itu ditindaklanjuti dengan melanjutkan pencarian di dasar laut dan berhasil menguak keberadaan sisa-sisa kapal layar yang lama hilang beserta jangkar besi dan sisa-sisa jangkar kayu.
Namun, yang paling penting dalam penemuan tersebut ialah kargo yang tenggelam bersama kapal. Di antara artefak yang ditemukan penyelam ialah lampu perunggu yang menampilkan citra Sol, sang dewa Matahari; patung Luna, sang dewi bulan; lampu dengan gambar kepala seorang budak Afrika; fragmen tiga patung perunggu; benda kuno dalam bentuk hewan; keran perunggu dalam bentuk babi hutan dengan angsa di atas kepalanya; dan fragmen guci besar yang menampung air minum.
Selain itu, juga ditemukan begitu banyak uang: 22 Kilogram koin dengan gambar Kaisar Konstantin, yang memerintah Kekaisaran Romawi Barat pada 312-324 Masehi dan kemudian dikenal sebagai Konstantinus Agung, penguasa Kekaisaran Romawi pada 324-337 Masehi; serta gambar Licinius, musuh besar Konstantin, yang memerintah bagian barat Kekaisaran Romawi.
“Sekumpulan penemuan laut semacam ini tak pernah ditemukan di Israel selama 30 tahun terakhir,” ujar Direktur Unit Arkeologi Kelautan IAA, Jacob Sharvit.
Menurutnya, patung logam sangat jarang dalam temuan arkeologis karena selalu dilebur dan didaur ulang di zaman kuno. “Artefak perunggu biasanya ditemukan di lautan. Karena artefak ini karam bersama kapal, mereka tenggelam di lautan dan selamat dari proses daur ulang,” tuturnya.
Patung-patung yang ditemukan kali ini berada dalam kondisi yang cukup baik, mengingat mereka telah berada di dasar Laut Mediterania selama lebih dari satu setengah milenium.
“Pasir melindungi patung-patung itu, menyebabkan patung terawetkan dengan sangat baik. Seolah-olah mereka baru dilemparkan ke laut kemarin, alih-aih 1.600 tahun lalu,” pungkas Sharvit.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR