Nationalgeographic.co.id—Banyak pro dan kontra soal penggunaan ganja dalam bidang kesehatan. Namun, penggunaan tanaman ini untuk pengobatan sudah dilakukan sejak zaman Mesir Kuno.
Bahkan mungkin ganja—hieroglif Mesir menyebutnya shemshemet—menjadi populer sebelum piramida besar dibangun.
Ganja kemungkinan digunakan di Mesir kuno 5000 tahun yang lalu. Beberapa berspekulasi bahwa lukisan dewi pengetahuan Mesir, Sheshat, memiliki unsur tanaman ganja. Dalam banyak lukisan, dia ditampilkan dengan daun berbentuk bintang di atas kepalanya dan tali berserat di tangannya.
Namun bagaimana awal mula ganja digunakan untuk pengobatan di zaman Mesir Kuno? Di masa ini, pemahaman tentang tubuh manusia jauh melampaui zamannya dan sudah sangat maju. Mereka menghargai kebersihan dan sanitasi. Praktik pembalseman menambah pemahaman mereka tentang cara kerja tubuh manusia.
Pengetahuan medis yang sama ini memungkinkan penggunaan tanaman obat secara ekstensif. Pada awalnya, praktik pengobatan menggabungkan antara sains dan agama.
Ahli Mesir Kuno Barbara Watterson menyebutkan bahwa 'dokter' paling awal adalah seorang dukun. Orang Mesir Kuno percaya bahwa penyakit disebabkan oleh kekuatan jahat yang memasuki tubuh. Untungnya, mantra yang terbuat dari tanaman tampaknya menjadi obat yang sempurna.
Sifat psikotropika dan penyembuhan gandanya kemungkinan membuat ganja populer di kalangan dokter dan dukun. Residu ganja telah ditemukan di artefak Mesir berusia lebih dari 4000 tahun.
Sekitar 2000 SM, salep ganja digunakan untuk mengobati luka mata dan glaukoma. Saat ini sains membuktikan bahwa ganja adalah anti-inflamasi yang ampuh yang mengurangi tekanan intraokular.
Penggunaan ganja untuk pengobatan juga disebutkan dalam papirus medis. Misalnya pada plat A26 dari Papirus Ramesseum III menjelaskan perawatan untuk mata. Formulanya adalah sebagai berikut “seledri, ganja digiling dan dibiarkan dalam embun semalaman. Kedua mata pasien harus dibasuh dengannya di pagi hari.”
Firaun Mesir mungkin juga menggunakan ganja untuk tujuan yang seremonial. Sisa-sisa Ramses Agung (Firaun pada 1213 SM) mengandung jejak ganja, seperti halnya sisa-sisa mumi Mesir lainnya. Pada 1990-an serangkaian penelitian dari Nerliche, Parsche, dan Balabanova melaporkan penemuan yang mengejutkan ini. Studi Nerliche mencatat bahwa mumi memiliki endapan tetrahidrokanabinol (THC) yang signifikan. Peneliti menyimpulkan bahwa ini kemungkinan diperoleh melalui asap ganja.
Baca Juga: Di Amerika, Banyak Penderita Kanker Payudara Menggunakan Ganja
Seiring berjalannya waktu, penggunaan ganja untuk pengobatan di Mesir terus berkembang. Sekitar 1000 SM, tampaknya bahkan orang-orang biasa di Mesir Kuno mengetahui potensi tanaman tersebut. Sayangnya, data historis tentang penggunaan ganja selama periode ini relatif lebih sedikit.
Mungkinkah pemahaman orang Mesir kuno tentang ganja merambat ke bidang lain yang berkaitan dengan kesehatan dan tubuh? Bisa jadi. Dalam karya epiknya The Odyssey, Homer mencatat bahwa "setiap orang di Mesir adalah dokter yang terampil". Semua orang, bahkan termasuk wanita. Beberapa dokter pertama Mesir adalah wanita yang dihargai karena kemampuan merawat. Selain itu, wanita juga terampil sebagai bidan.
Catatan terakhir yang ditulis oleh papirus muncul sekitar tahun 200 M yaitu papirus Wina. Yang satu ini menyebutkan ganja sebagai pengobatan untuk tumor, sakit telinga, dan demam. Dalam beberapa kasus, papirus Wina merekomendasikan penggunaan akasia dan ganja secara bersamaan.
Kesulitan penerjemahan membuat pengetahuan penuh tentang penggunaan ganja untuk pengobatan di Mesir menjadi tantangan. Orang Mesir kuno adalah pemimpin dalam dunia medis pada zamannya. Dan mereka mencapainya melalui pengabdian pada tanaman obat seperti ganja.
Baca Juga: Peneliti Mengungkap Sejarah Domestikasi Ganja Melalui Sekuens Genom
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR