Sebanyak 32 paus pilot sirip pendek (Globicephala macrorhynchus) terdampar di perairan Probolinggo, Rabu (15/6). Hingga kini, penyebab terdamparnya hewan laut tersebut belum diketahui secara pasti.
Ada beberapa hal yang disinyalir dapat menyebabkan mamalia laut itu terdampar. “Misalnya, disorientasi karena gangguan suara bawah laut,” ujar Koordinator Satuan kerja Jawa Timur Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Agung Purwa seperti dikutip dari Harian Kompas, Jumat (17/6).
(Baca juga: Puluhan Paus Terdampar di Perairan Probolinggo)
Gangguan suara bisa disebabkan oleh pencemaran atau badai. Akibatnya, paus disorientasi medan karena komunikasi sonar antar individu terhambat.
Disorientasi juga bisa terjadi ketika pemimpin rombongan sakit, sehingga kehilangan arah dan bergerak ke pinggir.
“Probolinggo jadi jalur migrasi mamalia ini. Saat bermigrasi, mereka bisa mengalami disorientasi medan di lokasi ini sehingga terdampar,” kata Agung.
Dilansir dari laman Voaindonesia.com, Program Monitoring Evaluation Officer WWF, Nara Wisesa mengatakan bahwa kelompok paus pilot memiliki hubungan kekerabatan yang erat dengan kelompoknya. "Jadi bisa saja ada satu ekor yang sakit, yang lain ikut terdampar atau memang semua terpengaruh,” jelasnya.
(Baca juga: Es Kutub Utara Mencair, Mamalia Hadapi Tantangan Baru)
Sementara itu, Prakirawan Stasiun Metereologi (Stamar) Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak, Eko Prasetyo mengatakan bahwa terdamparnya paus-paus tersebut diduga karena minimnya Oksigen di dasar laut. Kandungan Oksigen di perairan dalam menurun akibat gelombang tinggi.
"Karena inilah paus kemudian bermigrasi ke permukaan air laut untuk mencari oksigen dan terdorong ombak pantai," ucap Eko seperti dilansir dari Kompas.com.
Ia mengimbuhkan, gelombang tinggi juga menyebabkan rendahnya salinitas air dan naiknya permukaan air laut.
(Baca juga: Paus Memiliki Dialek Seperti Halnya Manusia)
Penyebab pasti terdamparnya paus pilot ini akan dapat diketahui dari tindakan nekropsi pada bangkai paus.
Hingga Kamis (16/6) siang, sepuluh dari 32 paus pilot yang terdampar dilaporkan tidak mampu bertahan dan mati. Sisanya berhasil kembali ke laut dengan bantuan tim penolong gabungan dari badan pemerintah, organisasi pecinta hewan dan masyarakat setempat.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR