Tidak jelas ada berapa penganut gaya hidup ini, tapi Sasaki dan yang lain yakin ada ribuan penganut minimalis garis keras, dan kemungkinan ribuan lainnya tertarik menjalaninya.
Beberapa mengatakan gaya hidup minimalis sebetulnya bukan hal asing tapi berasal dari Buddhisme Zen dan pandangan dunia yang sederhana.
"Di Barat, membuat sebuah ruangan komplet berarti meletakkan sesuatu di sana," ujar Naoki Numahata, 41, seorang penulis lepas.
"Tapi dengan upacara minum teh, atau Zen, hal-hal sengaja dibiarkan tidak komplet untuk membiarkan imajinasi seseorang membuat ruangan itu komplet."
Para penganut gaya hidup minimalis juga beralasan bahwa memiliki barang lebih sedikit merupakan sesuatu yang praktis di Jepang, yang rutin diguncang gempa bumi.
Tahun 2011, gempa berkekuatan 9.0 Skala Richter dan tsunami menewaskan hampir 20.000 orang dan menyebabkan banyak orang mengevaluasi kembali barang-barang yang mereka miliki, ujar Sasaki.
"Tiga puluh sampai 50 persen luka pada gempa bumi terjadi akibat kejatuhan benda," ujarnya, sambil menunjuk ke sekitar apartemennya.
"Tapi di ruangan ini, anda tidak perlu khawatir." [hd/dw]
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR