Penelitian yang dilakukan oleh Tim ilmuwan internasional di bawah pimpinan Profesor Scott Weaver dari University of Texas Medical Branch mengkonfirmasikan Aedes aegypti sebagai nyamuk yang menularkan virus Zika di Amerika.
Ini merupakan studi pertama yang mengkonfirmasi secara ilmiah nyamuk A. aegypti sebagai pembawa Zika. Sebelumnya, para ilmuwan mengira bahwa nyamuk pembawa virus Zika adalah jenis nyamuk perkotaan daerah tropis lainnya, seperti Culex quinquefasciatus.
“Hal itu dikarenakan penelitian eksperimental yang dilakukan menunjukkan bahwa A. aegypti tak rentan terhadap infesi virus Zika, selain itu, bukti-bukti langsung terkait peran A. aegypti selama wabah juga kurang,” ujar Weaver.
Para ilmuwan berusaha menyelidiki lebih mendalam terkait nyamuk yang bertanggung jawab atas penyebaran virus Zika. Tujuannya, agar upaya pengendalian spesies nyamuk tertentu menjadi lebih selektif.
Untuk penyelidikan lebih lanjut, Weaver dan rekan-rekannya dari Meksiko dan Amerika Serikat melengkapi survei untuk mengidentifikasi pasien yang memenuhi definisi WHO tentang infeksi Zika di beberapa lokasi di negara bagian Meksiko, Chiapas.
Mereka mengumpulkan 119 sampel darah dengan izin dari orang yang dicurigai terinfeksi virus Zika. Virus Zika terkonfirmasi dalam 21 persen sampel darah menggunakan tes berbasis PCR. Dalam penelitian ini, tak ada pasien yang merupakan wanita hamil.
Tim juga mengumpulkan nyamuk-nyamuk dewasa dari dalam dan sekitar 69 rumah-rumah pasien terinfeksi Zika menggunakan aspirator ransel. Mereka berhasil mengidentifikasi virus Zika di beberapa sampel nyamuk A. aegypti, tetapi tidak di spesies nyamuk lain.
“Penelitian kami mengindikasikan bahwa A. aegypti merupakan pembawa utama virus Zika di daerah Tapachula, Chiapas, berdasarkan deteksi virus di beberapa kolam nyamuk dan kemampuan mereka dalam membawa virus Zika,” ujar Weaver.
“Sangat penting untuk diketahui bahwa virus Zika tidak ditemukan di dalam C quinquefasciatus, nyamuk daerah perkotaan tropis yang selama ini disangka sebagai pembawa utama Zika,” lanjutnya.
Infeksi Zika pertama ditemukan di Brasil pada awal tahun 2015. Memasuki pertengahan 2016, infeksi Zika dilaporkan telah merambah di 39 negara dan teritori di Amerika, dengan epidemi menyebar di sebagian besar bagian utara Amerika Selatan dan hampir semua Amerika Tengah serta Karibia.
Selain itu, banyak pula kasus-kasus infeksi Zika yang dilaporkan di negara-negara di Amerika Utara dan Eropa. Di Indonesia, Lembaga Eijkman Jakarta, melaporkan identifikasi molekul virus Zika (ZIKV) untuk pertama kalinya pada November 2015.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR