“Rasa percaya mengarahkan kita pada hari-hari dan kehidupan yang bahagia,” itulah yang dikatakan Dalai Lama pada Costas Christ, salah satu staff National Geographic. Saat itu, Christ bertanya padanya bagaimana perjalanan ke tempat-tempat di seluruh dunia dapat menghadirkan kedamaian. Jawabannya sederhana: Perjalanan mengajar kita untuk percaya.
Menyandang backpack di usia 20 tahun, Christ tak perlu mencari kebahagian. Perjalanannya ke tempat-tempat jauh sudah merupakan kebahagiaan baginya. Bertahun-tahun kemudian, kebahagiaan karena terlibat dengan budaya lain menjadi pertanyaan yang lebih mendalam. Ia berkelana ke Bhutan, sebuah negara kecil berbentuk kerajaan di Asia Selatan, sebab tertarik oleh kebijakan negara mendorong warganya untuk mencapai kebahagiaan.
“Untuk hidup bahagia, kesehatan fisik memang penting, tetapi kesehatan sejati harus mencakup pikiran yang bahagia." -Dalai Lama-
Lebih dari setengah negara ini dilindungi dalam taman nasional dan cagar alam. Berjalan kaki melewati padang rumput dan hutan tua dengan pepohonan megah yang menjadi rumah bagi spesies langka seperti burung bangau leher hitam dan badak bercula satu, akan menghadirkan senyum abadi bagi setiap traveler yang bergairah.
Kebahagiaan Bhutan mencakup dari perlindungan alam hingga warisan tradisional. Namun, sebuah survei nasional mengungkap bahwa jumlah penduduk yang bahagia kurang dari 50 persen dari seluruh populasi di sana. Bahkan di negara yang dijuluki sebagai “Tanah Kebahagiaan”, bahagia pun sukar dipahami. Jika demikian, mungkinkah jalan yang paling jelas untuk mencapai kebahagiaan bukanlah melalui kebijakan, tetapi sesuatu yang lebih langsung?
“Untuk hidup bahagia, kesehatan fisik memang penting, tetapi kesehatan sejati harus mencakup pikiran yang bahagia,” kata Dalai Lama.
Dia kemudian mengimbuhkan, ketika kita terlalu fokus pada masalah, kita bisa membuatnya lebih buruk, jika kita selalu berpikir apa yang salah, masalah itu akan tampak semakin tak tertanggungkan. Dengan mempertahankan sudut pandang yang lebih luas, kita menciptakan banyak ruang untuk menjaga harapan dan antusiasme.
Bagi Christ dan para traveler lainnya, pandangan Dalai Lama tersebut bisa diartikan bahwa perjalanan benar-bernar dapat menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih bahagia, karena perjalanan memaksa kita untuk percaya satu sama lain.
“Untuk mencapai kebahagiaan sejati, hati yang hangat lebih penting dibandingkan pikiran yang brilian. Ingatlah, teman terbaik dan yang paling bisa diandalkan, adalah kecerdasan dan kehangatan hatimu. Jadikan ini sebagai panduan hidup bahagia.”
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR