Asam asetat (bahan utama cuka) umumya digunakan dalam pengobatan kimia untuk membuka fosil halus dari belenggu berbatu. Baru-baru ini, ahli paleontologi menggunakan prosedur untuk mengekstrak gigi dari dua spesies mamalia yang telah lama mati dari blok batu kapur di sudut terpencil Australia.
Peneliti mengumpulkan banyak rincian dari sekumpulan gigi-gigi, meskipun hanya itu yang tersisa dari spesies baru tersebut. ”Anda bisa mendapatkan banyak informasi dari satu gigi,” kata Steve Wroe, salah seorang ahli paleontologi.
Sebagai permulaan, analisis satu fosil rahang menjadi tambahan baru untuk keluarga mamalia pemakan daging yang disebut singa marsupial. Namun, berbeda dengan sepupu yang pernah ditemukan sebelumnya, makhluk berkantung ini berukuran lebih kecil, bahkan seukuran dengan tupai.
“Hewan ini sangat kecil, itu luar biasa,: kata Anna Gillespie dari Universitas New South Wales. Gillespie merupakan paleontolog yang menemukan dan mengidentifikasi spesies baru.
“Bagi saya ia cukup menakjubkan,” lanjut Gillespie.
Rahang-rahang Mungil Bagai Besi
Marsupial singa memiliki kekerabatan paling dekat dengan koala modern dan wombat. Dalam keluarga ini, terdapat sembilan spesies dan salah satu yang terkenal adalah Thylacoleo carnifex. Thylacoleo, 46.000 tahun lalu berkeliaran di daerah yang sekarang Australia. Ia terkenal karena gigitan yang sangat kuat. Rahangnya lebih kuat daripada gigitan singa atau hyena modern.
Tambahan baru dalam keluarga ini diberi nama Microleo attenboroughi, diambil dari nama naturalis David Attenborough sebagai penghormatan. Ia merupakan versi kecil dari T.Carnifex. Microleo memiliki berat 600 gram, jauh lebih ringan dibandingkan berat rata-rata T.Carnifex yang bobotnya 100 kilogram.
Gillespie dan timnya mengidentifikasi bagian rahang spesies dari situs fosil terkenal di Australia, Riversleigh World Heritage. Fosil gigi ditemukan karena air yang melarutkan batu kapur selama ribuan tahun. Seorang relawan menemukan sebagian dari fosil gigi yang menonjol dari blok batu. Fosil sepenuhnya terlepas dari blok batu, ketika Gillespie memberikan asam asetat untuk menggerogoti batu kapur yang tersisa.
Berdasarkan fosil gigi premolar dan molar dari kedua rahang, baik kiri dan kanan, Microleo merupakan predator arboreal (hewan-hewan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas pepohonan atau belukar) yang memangsa makhluk kecil.
Hingga saat ini, tim masih memiliki banyak pertanyaan yang belum terjawab, karena gigi yang Gillespie temukan merupakan satu-satunya bukti bahwa karnivora kecil tersebut pernah hidup. Ini dapat menunjukkan bahwa spesies ini termasuk langka saat hidup, atau justru menambah tugas Gillespie dan tim untuk terus mencari fosil tambahan.
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Palaentologia Electronica edisi Juli 2016.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR