Stephen Hawking merupakan seorang ilmuwan terkenal di dunia. Ia dikenal karena sumbangsihnya di bidang fisika kuantum, terutama teori-teorinya mengenai kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking.
Meskipun menderita kelumpuhan akibat sklerosis lateral amiotrofik (ALS), Hawking terus berjuang melawan penyakitnya dan melanjutkan kariernya sebagai ilmuwan dan melahirkan lebih banyak karya.
ALS adalah penyakit neurodegeneratif yang progresif dan memberikan efek pada jaringan sel otak dan saraf tulang belakang. Kata amiotrofik ini memiliki arti ‘tidak adanya asupan bagi otot’. Penyakit ini juga menyerang motorik otak yang memerintahkan untuk melenturkan otot, sehingga otak kehilangan kemampuan untuk memerintahkan otot. Sekali otot tubuh berhenti mendapat perintah, mereka akan mulai mengalami atrofi dan menyusut.
Asosiasi ALS menyatakan bahwa orang yang terdiagnosa mengidap penyakit ini, 50 persen hanya mampu bertahan hingga empat tahun, dan hanya 10 persen yang mampu hidup lebih dari 10 tahun. Faktanya, Hawking mampu bertahan selama lebih dari 50 tahun dengan ALS hingga usianya yang menginjak 74 tahun. Bagaimana bisa?
Tahun 2002, seorang ahli neurologi dalam British Medical Journal mengatakan bahwa dirinya tidak menyadari ada orang yang mampu bertahan begitu lama dalam penyakit ALS. Hal ini sangat jarang sekali terjadi.
Tidak ada yang tahu bagaimana dan mengapa Hawking mampu mengatur hidupnya begitu lama dengan ALS yang diidapnya. Ketika New York Times meminta Hawking untuk memberikan saran bagi mereka yang berjuang menghadapi disabilitas, Hawking hanya menjawab dengan gaya inspirasionalnya yang khas, “Keterbatasan anda bukan menjadi hal yang mencegah anda untuk melakukan hal dengan baik, dan jangan menyesali hal yang melawan kita itu,” ujarnya. “Jangan meniadakan semangat, maupun juga fisik.”
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR