Para penjelajah meyakini bahwa mereka telah menemukan HMS Terror, kapal kedua yang telah lama hilang dari ekspedisi yang dilakukan John Franklin. Kapal HMS Terror menghilang 170 tahun yang lalu bersama dengan kapal lainnya, HMS Erebus dan 129 kru kapal selama ekspedisi arktik untuk mengungkap cerita mengenai perjalanan mencari Northwest Passage menuju Asia.
Kapal itu ditemukan dasar laut Arktik, lapor Guardian pada Senin lalu dalam sebuah pemberitaan eksklusif.
Bangkai kapal itu ditemukan di bawah laut dengan kedalaman 80 kaki di lepas pantai King William, Canadian Arktik. Tim dari Arctic Research Foundation menemukannya setelah menerima pesan dari Sammy Kogvik, seorang Inuit dan penjaga hutan Kanada dari Gjoa Haven.
Peneliti menggunakan alat kecil yang dapat mereka operasikan dengan pengontrolan untuk pengambilan gambar dari interior kapal.
“Kami telah berhasil memasuki bagian aula, dan mengarah ke beberapa kabin. Kami juga menemukan ruang penyimpanan makanan dengan piring dan sebuah kaleng,” ujar Adrian Schimnowski, direktur operasional dari lembaga tersebut.
“Kami melihat dua botol wine, meja, dan rak-rak. Ditemukan juga meja dengan laci terbuka dan sesuatu di sudut lacinya,” ujarnya.
Parks Canada, rekan utama pemerintah dalam pencarian ini, mengatakan bahwa mereka tengah bekerja untuk memvalidasi penemuan ini, namun Schimnowski merasa aman dengan melihat angka dari bagian-bagian dari kapal Terror yang telah teridentifikasi.
Dua rongsokan yang ditemukan itu terpisah sejauh 30 mil. Kapal Erebus dan Terror berlayar keluar dari Thames menuju Arktik pada 19 Mei 1845 dengan 129 kru kapal. Ekspedisi itu dikepalai oleh John Franklin dan Francis-crozier.
Para awak kapal yang bertahan hidup melakukan perjalanan menuju area selatan untuk menyelamatkan diri. Cerita pun berkembang ketika orang-orang Inuit mengatakan bahwa awak-awak tersebut putus asa dan melakukan aksi kanibalisme.
Kondisi dan lokasi HMS Terror menunjukkan perbedaan versi dari yang terjadi, dengan kenyataan bahwa para awak menenggelamkan kapal Terror dan berpindah ke kapal Erebus, lalu berlayar ke selatan menuju takdir mereka yang tragis.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR