Meski baru duduk di kursi kelas empat sekolah dasar, namun Hanun Dzatirrajwa memiliki tingkat yang tinggi kepedulian tinggi. Rupanya justru hal itu lah yang membawa dirinya menjadi salah satu dari 29 invensi terpilih dalam ajang National Young Inventor Award (NYIA) 2016 di LIPI Pusat, Jakarta pada Senin (26/09/2016).
Terciptanya ‘Ulang Tangga Tuna Netra’ berawal dari perhatiannya pada teman-temannya yang memiliki keterbatasan dalam melihat atau tuna netra. Kehadiran permainan tersebut diharapkan mampu menolong teman-temannya.
“Keberadaan permainan saat ini kurang menfasilitasi penderita tuna netra untuk bermain seperti layaknya anak-anak normal lainnya. Itu mengapa saya menciptakan permainan ini,” jelas siswa SD IT Bina Amal Semarang itu.
Sejumlah kelebihan yang menjadi inovasi dari permainan ular tangga tuna netra karya Hanun ini adalah adanya penggunaan huruf braile timbul. Dengan begitu, pemain akan mampu meraba pergerakan tangan mereka mengikuti ular dan tangga yang ada.
Seperti permainan ular tangga lainnya, Hanun masih menggunakan dadu untuk mengarahkan jalannya permainan. Namun gadis itu menambahkan lonceng pada bagian dalam dadu. Hal itu akan mempermudah pemain mengetahui posisi dadu tersebut.
“Supaya permainan berjalan, alurnya yang berupa tangga dan ular diganti denan alur panah,” jelas Hanun ketika menunjukkan cara pengunaan papan permainan itu.
Hanun tak sendirian dalam menciptakan inovasi sederhana namun menarik ini. Bersama dengan rekannya, Izza Aulia Putri Purwanto dari SD IT Al Islam Kudus, keduanya menyumbangkan dua invensi sekaligus.
Selain ular tangga tuna netra, Hanun dan Izza juga turut menciptakan inovasi ‘Match and Pick Gloves’ yang mampu membantu petani memetika tomat kala akan panen.
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR