Ketika tengah mempersiapkan pameran baru yang memungkinkan pengunjung membedah mumi buaya secara virtual, para kurator museum di Belanda menemukan hal mengejutkan. Apa yang selama ini mereka kira adalah mumi dua buaya, ternyata mengandung hampir 50 mumi anak buaya.
Pemindaian sebelumnya yang dilakukan pada thaun 1990, menunjukkan bukti bahwa spesimen berukuran hampir 10 kaki tersebut merupakan mumi dua buaya remaja. Namun, pemindaian lawas tersebut tidak menunjukkan secara jelas hewan-hewan tambahan lainnya.
Spesimen berusia 2.500 tahun itu kemungkinan besar dikorbankan untuk Sobek, sang dewa buaya.
Akan tetapi, pemindaian dengan menggunakan teknologi 3D yang lebih canggih, mengungkap adanya 47 anak buaya tambahan, yang terperangkap bersama dua buaya asli dalam bungkusan mumi.
“CT Scan menawarkan pemandangan yang benar-benar rinci dan noninvasif tentang apa yang ada dalam mumi tersebut,” ujar konservator museum, Allison Lewis.
Laura Weiss, seorang kurator di National Museum of Antiquities di Leiden, mengungkapkan bahwa spesimen berusia 2.500 tahun itu kemungkinan besar dikorbankan untuk Sobek, sang dewa buaya.
“Masyarakat Mesir kuno percaya pada kehidupan setelah kematian, hal tersebut bisa menjelaskan pengorbanan dan mumifikasi dari anak dan remaja buaya tersebut,” tambah Weiss.
Pada pameran yang akan datang di Leiden, pengunjung museum akan mendapat kesempatan untuk memisahkan lapisan-lapisan mumi secara virtual, menampilkan 49 buaya di dalamnya. Pameran ini juga memungkinkan orang-orang untuk memuka mumi seorang pendeta Mesir secara digital dan memeriksa dekorasi-dekorasi mumi secara terperinci.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR