Tiga spesies salamander dari Oaxaca, Meksiko, yang baru diidentifikasi ini berukuran lebih kecil dibanding koin, tetapi mereka tengah menghadapi masalah besar: ancaman kepunahan.
Ketiganya spesies tersebut termasuk dalam genus amfibi paling terancam punah di dunia: Thorius. Meskipun jumlahnya pernah sangat melimpah, semua spesies Thorius diketahui telah menurun drastis selama tiga dekade terakhir. Saat ini, amat sulit menemukan spesimen hidup amfibi tersebut di alam liar.
Karena alasan itu, hampir semua spesimen yang diteliti dalam studi ini merupakan spesimen museum yang berusia lebih dari 35 tahun.
“Salamander ini tidak hanya langka, tetapi mereka juga begitu kecil, sehingga banyak tulang-tulang mereka yang sangat kecil dan sulit dilihat. Misalnya saja, tengkorak mereka hanya berukuran panjang empat milimeter,” ujar salah satu penulis studi, James Hanken dari Harvard University.
Hanken menambahkan, oleh sebab itu, para peneliti menggunakan pemindaian sinar-X khusus yang memungkinkan untuk memvisualisasikan tengkorak dalam tiga dimensi.
Dengan teknik ini, Hanken dan rekan-rekannya memberi nama ketiga spesies salamander tersebut Thorius pinicola, Thorius longicaudus, dan Thorius tlaxiacus.
Kecil dan mirip
Salamander Thorius hanya tinggal di bagian selatan Meksiko, sebagian besar di hutan-hutan dataran tinggi. Tak seperti kebanyakan amfibi, mereka bertelur di tanah dan anak-anaknya keluar dari telur dalam bentuk miniatur salamander dewasa, tanpa melewati fase kecebong. Mereka memiliki kaki yang sangat pendek, ekor panjang, dan biasanya memiliki garis merah di punggung mereka.
Meskipun ketiga spesies salamaneder ini terlihat sangat mirip, mereka memiliki perbedaan. Misalnya T. tlaxiacus dewasa memiliki panjang sekitar satu inchi, relatif lebih besar dan panjang, hidung berbentuk ovall, tak seperti saudaranya yang lain.
“Kelompok salamander khusus ini sulit untuk diteliti karena sulit ditemukan dan memiliki ukuran serta tampilan eksternal yang mirip,” ujar Roy McDiarmid, ahli amfibi di National Museum of Natural History.
Fenomena berbahaya
Para ilmuwan tak begitu yakin mengapa salamander Meksiko menghilang.
“Jika seluruh hutan ditebang, tak mengejutkan jika hewan yang tinggal di sana turut hilang,” kata Hanken. “Namun, dalam kasus salamander ini, hutan-hutan masih utuh, dan tetap saja tak ada salamander, ini sebuah fenomena berbahaya,” tambahnya.
Hanken mengatakan bahwa perubahan iklim, polusi dan penyakit, bisa menjadi penyebab kepunahan hewan ini selain penyusutan habitat.
Temuan ini mengingatkan Hanken dan rekan-rekannya akan sejumlah besar spesies yang masih harus ditemukan dan dideskripsikan secara resmi.
"Banyak dari keanekaragaman hayati dunia yang masih belum diketahui," kata Hanken. "Ada ratusan ribu, mungkin jutaan, spesies hidup yang belum terdeskripsikan hingga hari ini," pungkasnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR