Kebanyakan orang khawatir memiliki perut buncit, karena dapat merusak penampilan. Timbunan lemak di sekitar perut itu pun kerap disembunyikan di balik pakaian yang longgar atau berwarna gelap.
Padahal, masalah perut buncit lebih dari sekedar soal penampilan. Penelitian mengungkapkan, orang yang menyimpan banyak lemak di perut atau jaringan adiposa berisiko terkena diabetes tipe 2 dan penyakit jantung koroner.
Risiko penyakit itu tak hanya didapatkan oleh mereka yang memiliki perut buncit karena pola makan tinggi lemak. Tetapi juga perut buncit karena faktor genetik.
Associate Professor di Harvard Medical School, Sekar Kathiresan mengatakan, faktor genetik memengaruhi seseorang dalam menyimpan lemak di tubuh.
Jika ada sejumlah anggota keluarga yang memiliki perut buncit dan Anda juga, mungkin ada pengaruh faktor genetik. Selain di perut, beberapa lemak juga banyak disimpan di pinggul dan paha.
Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Jama ini menganalisis lebih dari 400.000 orang. Mereka yang berperut buncit karena faktor genetik memiliki peningkatan lemak darah, gula darah, dan tekanan darah sistloik. Kondisi membuat mereka berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2 dan jantung koroner.
Bila faktor genetik ditambah dengan faktor gaya hidup seperti pola makan tidak sehat dan kebiasaan merokok, risiko terjadinya diabetes tipe 2 dan penyakit jantung koroner pun menjadi lebih tinggi.
Agar terhindar dari dua penyakit tersebut, mulailah berupaya menghilangkan lemak di perut dengan olahraga rutin dan makan yang seimbang.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR