Menyelam dapat merusak pendengaran karena tingginya tekanan di dasar laut. Tak jarang para penyelam mengeluhkan suara berdengung, sakit di telinga, atau seperti tersumbat.
Lalu bagaimana agar menyelam aman untuk kesehatan pendengaran? Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia (PP PERHATI-KL), dr Soekirman Soekin, SpTHT menuturkan, penyelam pada dasarnya harus menguasai teknik equalisasi.
Ada beberapa teknik ekualisasi yang bisa dilakukan, seperti menutup hidung dan menghembuskan udara ke hidung sehingga atau dengan menelan ludah. Ekualisasi dapat meninimalkan tekanan di telinga. Saat ekualisasi, gendang telinga akan terasa bergerak.
"Jadi antara hidung dan telinga itu ada hubungan yang namanya pipa ventilasi atau eustakius tube," jelas Soekirman.
Kemudian, saat menyelam tidak disarankan dalam kondisi pilek atau flu. Adanya lendir di hidung maupun tenggorokan dapat menyulitkan ekualisasi, karena saluran eustakius tersumbat.
"Infeksi dari hidung dan tenggorokan bisa menjalar ke telinga. Akibatnya dari cairan muncul infeksi. Kalau cairan yang banyak akan mendorong gendang telinga yang tipis dan bisa pecah gendangnya," papar Soekirman.
Selain itu, hindari pula naik ke permukaan air yang terlalu cepat. Naiklah secara perlahan sehingga tekanan pada telinga pun perlahan menghilang.
Sudut Pandang Baru Peluang Bumi, Pameran Foto dan Infografis National Geographic Indonesia di JILF 2024
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR