Hipoglikemia adalah kondisi turunnya kadar gula darah di bawah normal atau kurang dari 70 miligram perdesiliter. Kondisi yang banyak dialami pasien diabetes ini menyebabkan pusing, pingsan, bahkan kematian.
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan, aktivitas fisik berlebih, atau konsumsi obat-obatan untuk menurunkan gula darah dengan cepat. Gejalanya antara lain pusing, lemas, keringat dingin, gemetar, atau jantung berdebar-debar.
Ada berbagai jenis obat-obatan pengendali kadar gula darah, baik yang oral atau pun injeksi, dengan cara kerja berbeda-beda. Hingga kini, metformin yang bekerja dengan membuat sel-sel lebih responsif terhadap insulin masih menjadi lini pertama pengobatan.
Inovasi terbaru dalam pengobatan diabetes adalah obat oral yang disebut DPP-4 inhibitor. Obat ini memiliki sejumlah kelebihan dibanding generasi sebelumnya.
Menurut penjelasan dr.Benny Santosa, Sp.PD-KEMD, obat tersebut bekerja dengan memblok enzim DPP-4. Enzim ini mengaktifkan hormon inkretin di usus, yang membantu pankreas memproduksi insulin dan menghentikan liver memproduksi glukosa. Dengan dihambatnya DPP-4, inkretin bisa berfungsi optimal sehingga kadar gula darah bisa turun.
"Obat ini efektif karena bisa mengurangi risiko hipoglikemia sampai empat kali lebih rendah," kata Benny dalam acara temu media di Jakarta (24/3/2017).
Ditambahkan oleh dr.Suria Nataatmaja, Medical Affairs Director MSD, DPP-4 seperti Sitagliptin sudah dibuktikan dalam penelitian selama 4 tahun terhadap lebih dari 14.000 pasien ternyata aman untuk pasien dengan gangguan ginjal dan jantung.
"Di banyak negara obat ini sudah ada sejak 3-5 tahun lalu. Tapi di Indonesia baru masuk," kata Suria.
Sitagliptin merupakan obat kombinasi metformin dan cukup diminum satu kali sehari, sehingga diharapkan pasien lebih disiplin mengonsumsi obat. "Waktu minum kapan saja dan sebaiknya di jam yang sama," katanya.
Meski demikian, Benny mengingkatkan pentingnya melakukan modifikasi gaya hidup pada pasien diabetes, yakni diet sehat dan aktivitas fisik.
"Obat apapun tanpa mengubah gaya hidup, hasilnya tidak maksimal," katanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR