Musim semi telah tiba. Dari festival sakura di Jepan hingga perayaan Holi di India, budaya-budaya di seluruh dunia memiliki ritual-ritual tua untuk menyambut musim semi.
Di Iran dan beberapa negara, equinox muda menandai awal dari Norwuz, sebuah perayaan sepanjang dua minggu yang merupakan dasar dari budaya Persia.
Memiliki arti sebagai ‘hari baru’ dalam bahasa Farsi, Nowruz kali ini menandakan awal dari tahun 1396 dalam kalender Persia, secara simbolis berarti meninggalkan kesulitan yang terjadi di musim dingin dan menghargai kelahiran alam kembali.
Berikut beberapa hal yang patut diketahui mengenai perayaan ini.
Nowruz Bukan Perayaan Islam
Sejarah Nowruz jauh lebih kuno dibandingkan kemunculan Islam dan Kristen. Perayaan ini diperkirakan berawal 3,000 tahun lalu pada masa Zoroastrian, salah satu agama monotheis pertama yang pernah menjadi agama resmi di Persia. Pada 2009, UNESCO mencantumkan Nowruz dalam daftar Warisan Budaya Berwujud, mengingatkan pentingnya melestarikan praktik, ritual dan acara-acara perayaan.
Perayaan Lintas Batas Negara, Agama, dan Budaya.
Lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia mengamati Nowruz. Menurut Omid Safi, direktur dari Pusat Studi Islam di Duke University, Nowruz dirayakan “hampir di setiap tempat yang pernah disentuh budaya Persia - lebih luas dibanding negara Iran saat ini.” Para pengamat juga merayakan dari Timur Tengah, Asia Tengah, Eropa, Pegunungan Kaukasus, dan Amerika Serika. Setiap budaya mengakui hari raya ini sebagai sebuah pembaruan, walaupun cara perayaannya mungkin berbeda di tiap tempat.
Perayaan Dimulai dengan Melompati Api.
Selasa lalu, banyak orang berpartisipasi dalam ritual melompati api, atau Chaharshanbe Suri. Api memegang makna penting dalam Zoroastrianisme, sebagai repreentasi dari kebijaksanaan Tuhan. Melompati api menjadi suatu cara untuk menjauhkan diri dari kesialan yang datang dari babak hidup sebelumnya untuk memulai tahun baru dengan catatan yang bersih.
Tujuh Adalah Angka Keberuntungan.
“Haft-Seen" atau biasa disebut Haft-Sin (Sin dalam bahasa Arab dan Persia sebagai huruf ke-7) adalah jantung dari tradisi Nowruz. Pengaturan atasan meja menampilkan 7 objek simbolis, semua objek yang dimulai dari huruf Sin dalam bahasa Persia. Biasanya dapat meliputi sabzeh, sejenis gandum, jelai, atau kecambah, sebagai simbol kelahiran kembali; samanu, sejenis pudding manis, merepresentasikan kemakmuran; senjed, zaitun Persia, sebagai simbol cinta; seer, atau bawang putih, untuk kesehatan; seeb, atau apel, sebagai simbol keindahan; buah summac untuk matahari terbit yang indah; dan serkeh, atau cuka, untuk menjanjikan kesabaran.
Ikan Mas Koki Sudah Ketinggalan Zaman.
Kadan haft-seen juga melibatkan sebuah buku puisi, sebatang lilin dengan cermin, atau bahkan ikan mas koki dalam cawan. Ikan mas koki, yang merepresentasikan kehidupan, telah menjadi bahan perdebatan bagi para aktivis yang berpendapat pemakaian ikan tersebut tidak etis dan menyebabkan kematian sampai dengan 5 juta ikan di setiap hari raya itu berlangsung. Tahun lalu, Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengunggah sebuah foto haft-seen miliknya di twitter saat Norwuz, namun bukan ikan dalam cawan yang terlihat, melainkan buah jeruk sebagai pengganti ikan.
Semua Itu Berakhir dengan Sebuah Piknik.
Di hari ke-13, perayaan tumpah ke luar rumah untuk piknik Sizdah-bedar, yang di Iran berari, hampir dari seisi negara bersantap bersama di dekan tepi sungai. Pada hari ini, keluarga-keluarga seringkali membuang barang-barang di haft-seen mereka. Dengan membuang barang-barang tersebut, secara simbolis berarti keluarga juga membuang kesialan yang mungkin terjadi di tahun baru tersebut.
Penulis | : | |
Editor | : | deborah nelly siregar |
KOMENTAR