Tradisi prasasti megalitik arkeologi, etnografi, dan hidup yang ada di wilayah tersebut menunjukkan bahwa situs prasasti tertua di Etiopia di Sakaro Sodo dan lokasi terdekat lainnya kemungkinan dibuat untuk dua tujuan, untuk memperingati transfer kekuasaan dari satu generasi ke generasi berikutnya atau untuk merekam dan memperingati prestasi komunitas yang ada.
"Keragaman fungsi prasasti di Etiopia benar-benar menarik. Misalnya, kita tahu bahwa monolit Tuto Fela yang usianya lebih muda di bagian utara Gedeo digunakan sebagai penanda pemakaman. Sementara pola penempatan linier dari monolit-monolit yang ada paling awal di Sakaro Sodo membuat kami berpikir bahwa mereka mungkin merupakan penanda untuk menandakan berlalunya kepemimpinan generasi," jelas Duff.
Baca Juga: Menerka Gagasan Giuseppe Racina, Sang Arsitek Mausoleum Khouw Oen Giok
Situasi politik dan eskalasi pandemi COVID-19 baru-baru ini di Etiopia membuat tindak lanjut penyelidikan atas monolit tersebut dalam waktu dekat menjadi sulit. Para peneliti memiliki beberapa proyek yang akan datang yang mereka harap dapat dilanjutkan sesegera mungkin.
Satu proyek melibatkan lebih banyak penyelidikan arkeologi tambahan di situs monolit lain di daerah itu dengan rekan-rekan di Universitas Addis Ababa, Etiopia. Proyek lainnya adalah proyek yang dipimpin oleh Duff dan mahasiswa doktoral WSU saat ini Addisalem Melesse yang bekerja dengan Etiopian Department of Archaeology and Heritage Management untuk menentukan bagaimana situs tersebut dapat dikelola dengan lebih baik.
“Mengembangkan pemahaman yang lebih baik akan fungsi dari monolit-monolit ini dan bagaimana mereka didirikan sangat berguna untuk mendapatkan penunjukan Warisan Dunia UNESCO. Situs ini dapat membantu menghasilkan pendapatan pariwisata yang merupakan faktor ekonomi utama bagi Etiopia.” terang Duff.
Baca Juga: Arkeolog Temukan Monumen Neolitik Berusia 4.500 Tahun Dekat Stonehenge
Source | : | Heritage Daily |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR