Vietnam telah sepakat untuk menyelamatkan sekitar seribu beruang dari peternakan di seluruh negeri dalam upaya untuk menghentikan praktik pengambilan empedu yang telah berlangsung lama. Menurut para kritikus, praktik ini tidak manusiawi dan tidak baik untuk kelangsungan hidup beruang dalam jangka panjang di alam liar.
Administrasi Kehutanan menandatangani sebuah MoU hari ini dengan lembaga konservasi nirlaba, Animals Asia yang berbasis di Hong Kong. Keduanya akan bekerja sama untuk memindahkan beruang tersebut ke suaka perlindungan.
Baca juga: Beruang Kutub Terancam Kehilangan Habitat
Kesepakatan tersebut mengikuti kesepakatan lain yang telah dibuat pada tahun 2015 antara Animals Asia dengan Vietnamese Medical Association, yang berjanji bahwa pada tahun 2020, dokter tradisional akan berhenti meresepkan empedu beruang untuk mengobati penyakit.
Empedu, cairan kuning kecoklatan yang ada di kantong empedu, yang berfungsi membantu beruang dalam mencerna lemak, telah digunakan dalam pengobatan Asia selama lebih dari seribu tahun.
Penelitian telah menunjukkan bahwa hal itu dapat membantu mengobati beberapa kondisi hati (walaupun ada alternatifnya). Tapi empedu tidak memiliki manfaat yang terbukti untuk nyeri setelah mabuk, kanker, serta kondisi lainnya, dan dijual secara luas untuk penyembuhan.
Baca juga: Memata-matai Sang Pemuja Madu
Mengambil empedu dari tubuh beruang madu dan beruang hitam Asia, disebut juga beruang bulan – hewan yang paling banyak ditargetkan untuk perdagangan – seringkali meliputi sesi invasi yang berulang.
Beberapa beruang bahkan tinggal dengan kateter atau selang kecil, yang terpasang secara permanen ke kantong empedu mereka. Investigasi oleh VICE News pada tahun 2015 menemukan bahwa, beruang-beruang ternak di Vietnam utara itu kurus-kurus, kehilangan sedikit rambut, dan duduk di tempat yang sempit dan berkarat.
Peternakan beruang bermunculan di Vietnam pada tahun 1990-an sebagai dampak atas permintaan konsumen akan empedu. Pada tahun 2005, negara tersebut melarang ekstraksi empedu—tetapi dengan sebuah surat protes: pemilik boleh tetap memelihara hewan yang telah mereka miliki.
Baca juga: Kepunahan Beruang Kutub Hanya Menunggu Waktu
Meskipun beruang itu dipasangi mikro chip di dalam kulitnya sebagai alat deteksi, dan petani harus menandatangani sebuah deklarasi yang mengatakan bahwa mereka tidak akan lagi mengeluarkan empedu, penegakan hukum yang lemah memungkinkan industri ini bertahan.
"Yang terpenting, pemerintah telah sepakat untuk menutup celah tersebut," kata Tuan Bendixsen, yang memimpin cabang Animal Asia’s Vietnam, dalam siaran persnya.
Penulis | : | |
Editor | : | yesi susanti |
KOMENTAR