Jubier juga bukan orang pertama yang menemukan kesalahan ini. Sekitar dua tahun yang lalu, peneliti NASA Ernie Wright juga mendapati konklusi yang sama ketika menciptakan sedang menciptakan model gerhana matahari. Dia harus memperbesar radius matahari dalam kalkulasinya untuk mencocokkan dengan kenyataan.
“Bagaimana kita tidak mengetahui hal ini? Kita hanya perlu mengangkat penggaris ke angkasa dan mengukurnya,” ujar Wright mengingat kembali bagaimana dia memarahi dirinya sendiri.
Namun, mengukur matahari tidak semudah mengukur tinggi badan manusia. Radius matahari yang kini diakui oleh IAU, misalnya.
Angka tersebut didasarkan pada sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2008 dan mendapatkannya, para peneliti mengukur radius matahari hingga fotosfer, lapisan cahaya yang dapat kita lihat dengan mata telanjang.
Akan tetapi, karena matahari terlalu terang dan sering mengalami fluktuasi, mendapatkan radius matahari yang benar-benar akurat sangatlah sulit.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR