Pada tanggal 31 Oktober 2016 lalu, sebuah peristiwa astronomi muncul seakan ingin turut serta dalam Halloween. Malam semakin gelap. "Bulan Hitam" pun menampakan dirinya saat Halloween.
Bulan hitam (Black Moon) bukanlah istilah populer yang digunakan para astronom. Orang-orang biasanya memahami bulan hitam sebagai bulan baru (New Moon) kedua yang jatuh dalam satu bulan kalender. Ini kebalikan dari bulan biru (Blue Moon), yang sering didefinisikan sebagai bulan purnama kedua dalam satu bulan.
Saat itu bulan baru terjadi pada 31 Oktober di 04:38 waktu setempat (17:38 UTC pada 30 Oktober) di wilayah Wilayah Asia Timur, Australia, dan Selandia Baru. Sebelumnya, wilayah-wilayah tersebut sudah melihat bulan baru pertama pada awal bulan.
Baca Juga : Sejarah Halloween
Menurut Brian Ashcraft dari Kotaku, baru-baru ini berkat pengaruh Amerika Serikat (seperti pembukaan Disneyland di Jepang) tradisi Halloween mulai diminati di Jepang. Tradisi Amerika ini biasanya dilakukan warga Jepang dengan mengadakan pesta kostum atau menghiasi tempat-tempat tertentu dengan hiasan labu dengan frekuensi yang lebih banyak.
Australia telah lama mengecam Halloween sebagai salah satu yang tidak diinginkan dari budaya Amerika, meskipun fakta bahwa bagian ‘perayaan’ ini diambil dari ritual Celtic (Kelt).
Di Amerika Serikat sendiri, Halloween tetap menjadi salah satu liburan paling populer. Sayangnya, warga Amerika Serikat tidak akan menyaksikan bulan hitam sampai 31 Oktober 2081.
Pada tahun ini, 2017, sebenarnya sudah pernah terjadi bulan hitam, yakni pada tanggal 22 Agustus 2017. Sementara itu, bulan hitam berikutnya akan terjadi pada Februari 2018, 30 Agustus 2019, dan 19 Agustus 2020.
Baca Juga : Lima Mitos Salah Tentang Halloween
Sebenarnya, hampir mustahil untuk melihat bulan baru, karena terbit dan terbenam sangat dekat dengan matahari. Biasanya ia akan hilang dalam silaunya matahari. Pada malam hari, sepotong bulan sabit secara teknis terlihat selama fase bulan baru. Dan, gerhana matahari merupakan satu-satunya waktu yang tepat untuk melihat bulan baru.
(Sumber: National Geographic)
Penulis | : | |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR