Australia juga memberi sumbangan bagi penulisan ulang sejarah manusia.
Dalam dua tahun terakhir saja, waktu kolonisasi yang ditetapkan sebelumnya untuk benua besar di selatan ini dimundurkan menjadi sekitar 65.000 tahun lampau.
Ornamen tulang tertua di dunia, perkakas batu tertua di dunia ditemukan di benua ini. Menjadi jelas bahwa Australia dahulu (dan sekarang) adalah negeri orang-orang yang sangat adaptif dan inovatif.
M. Langley, Author provided
Cepatnya penemuan-penemuan baru dan mencengangkan yang dilakukan di Australasia praktis mengalihkan fokus banyak peneliti evolusi manusia dari medan lama Afrika dan Eurasia lebih jauh lagi ke timur.
Mengakui semakin pentingnya kawasan ini bagi perluasan pemahaman kita tentang riwayat kita, bukan hanya perorangan yang mengalihkan fokus mereka ke Asia, melainkan juga semua departemen. Misalnya, Australian Research Centre for Human Evolution yang berbasis di Universitas Griffith, Brisbane, diluncurkan dengan pandangan tegas berfokus pada kawasan Australasia untuk menjawab persoalan-persoalan evolusioner.
Ringkasnya, inilah saat menggembirakan untuk menjadi peneliti di kawasan ini. Bahkan, tampaknya jawaban-jawaban yang lama dicari untuk beberapa pertanyaan sentral dalam kajian evolusi manusia barangkali akhirnya bisa dijawab di sini.
Michelle Langley, DECRA Research Fellow, Griffith University
Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.
PGN Tanam 5.000 Mangrove di Semarang: Awal Komitmen untuk Dampak Lingkungan dan Ekonomi yang Lebih Besar
Penulis | : | |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR