Perusahaan rintisan Indonesia di bidang fotografi, Frame A Trip melakukan riset terkait tren foto liburan di kalangan konsumen. Lewat riset yang dilakukan pada tahun 2017, Frame A Trip menemukan jika 50 persen pelanggan jasa foto liburan ternyata berusia 25-34 tahun atau generasi milenial.
"Dari sampling kami juga menemukan jumlah likes akan bertambah 96,9 persen jika unggahan foto di Instagram diambil oleh fotografer profesional," kata pendiri Frame A Trip, Dian Sastrowardoyo pada Senin, 22 Desember 2017 silam.
Peminat jasa fotografi liburan kebanyakan diminati oleh perempuan dengan jumlah 86 persen, lebih lanjut 67 persen berfoto bersama keluarga, 77 persen berfoto keluarga dengan anak, 17 persen dengan teman, 13 persen dengan pasangan, dan 3 persen foto sendiri.
Baca juga: Traveler, Sebaiknya Tunda Pamer Foto Liburan Anda di Media Sosial
Kemudian lima destinasi favorit untuk pengguna jasa foto liburan adalah Bali, Paris, Tokyo, London, dan Kyoto. Sedangkan untuk kategori negara favorit berfoto liburan adalah Indonesia, Jepang, dan Singapura.
Saat berfoto, 88 persen konsumen memilih berfoto di luar ruang. Tema perkotaan dipilih sebanyak 68 persen konsumen, dan 90 persen memilih lambang kota yang terkenal. Sebagai contoh Big Ben di London atau Menara Eiffel di Paris. Hanya 32 persen konsumen yang suka berfoto di luar ruang dengan tema alam. Pantai menjadi pilihan utama, oleh 83 persen konsumen.
Untuk pose, konsumen ternyata punya beragam pose. Ada 21 persen konsumen memilih pose berciuman, kemudian 35 persen bergaya bebas, 33 persen berpegangan tangan, dan 32 persen berpelukan.
Gaya berbusana santai saat berfoto dipilih oleh 85 persen konsumen, 11 persen memilih busana tradisional, dan 4 persen busana formal. Tata rias wajah juga menjadi hal yang penting saat berfoto. Terbukti 69 persen melakukan merias wajah seadanya sebelum foto, 25 persen merias wajah penuh, dan hanya enam persen yang tidak merias wajah sama sekali.
Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR