Sayangnya, kelangsungan penelitian ini harus berhadapan dengan jalan yang berliku. Laporan dari WWF Indonesia tahun 2012 lalu menyebutkan jika populasi gajah yang ditemukan di wilayah utara Kalimantan Timur hanya sekitar 20-180 ekor saja.
Populasi yang makin sedikit ini akan makin menyulitkan peneliti untuk mempelajari mereka.
"Distribusi geografinya yang sangat terbatas serta keragaman genetik yang berkurang bisa membahayakan masa depan populasi. Padahal memahami asal-usul serta demografi masa lalu mereka akan berguna untuk pengembangan strategi konservasi jangka panjang," tutur Benoit Goossens, peneliti lain yang terlibat.
Para peneliti pun berharap adanya kebijakan pemerintah kedua negara untuk melakukan perlindungan terhadap spesies supaya kelangsungan populasi gajah bisa terus terpelihara.
Penelitian ini sudah diterbitkan di Scientific Reports.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menguak Kisah Kedatangan Gajah Kerdil Borneo di Tanah Kalimantan.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR