Baca juga: Lebih Dari Seperempat Wilayah di Dunia Akan Mengalami Kekeringan
Sementara semua harapan mungkin tidak hilang untuk es laut, tutupan es Arktik perlahan lenyap dalam beberapa dekade terakhir. Sejak satelit mulai mengukur cakupan dan ketebalan lapisan es laut pada tahun 1979, terjadi penurunan pada keduanya.
Para peneliti juga menyebut bahwa penurunan oksigen di laut sebagai dampak potensial dari pemanasan lautan. Awal bulan ini, studi baru menemukan bahwa beberapa jenis ikan menghindari area tertentu di lautan yang kadar oksigennya rendah karena membuat mereka kesulitan bernafas.
Baca juga: Dampak Pemanasan Global di Negeri Sinterklas
Peningkatan permukaan laut, lebih banyak badai intens, dan habitat laut yang tak stabil dan rentan terserang penyakit merupakan efek lain yang mungkin terjadi akibat pemanasan suhu lautan.
Dalam studi yang ditulis untuk Guardian, seorang professor ilmu geotermal di University of St. Thomas mencatat, “Jika Anda ingin memahami pemanasan global, Anda harus memahami pemanasan lautan terlebih dahulu.”
Apa penyebabnya?
Gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana telah disebut-sebut sebagai penyebab utama kenaikan suhu, karena mereka memerangkap lebih banyak panas dan lebih dekat dengan permukaan Bumi.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada 2016 menemukan bahwa setiap ton CO2 yang tak dilepaskan ke atmosfer, dapat menyelamatkan 32 kaki persegi es Arktik.
Polutan-polutan yang sudah terlanjur dilepaskan di atmosfer kita, membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun hingga akhirnya dapat benar-benar hilang.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR