Salju berwarna oranye berjatuhan di kawasan Eropa Timur dan menyebabkan pemandangan puncak musim salju di Rusia, Bulgaria, Ukraina, Romania, dan Moldova tampak amat ganjil.
Peristiwa itu bermula sejak Jumat (23/3/2017) dan berlanjut selama akhir pekan.
“Kami bermain ski di Mars hari ini,” salah satu pengguna media sosial melaporkan saat tengah berski di Sochi, Rusia.
Salju berwarna oranye ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan masyarakat. Apa yang menyebabkan terjadinya fenomena ini? Apakah sudah pernah terjadi, dan akankah terulang kembali?
Baca juga: 7 Kota Wisata untuk Menikmati Indahnya Musim Dingin
Salju oranye tersebut muncul akibat pasir yang tertiup dari badai di Gurun Sahara.
Arah angin dan tekanan udara yang rendah di Eropa membuat angin bertiup ke selatan hingga barat daya, melewati gurun, dan menyebabkan banyak partikel pasir naik ke atmosfer.
Debu Afrika tersebut bercampur dengan salju dan hujan, kemudian turun dari langit Eropa ke lereng bersalju.
“Karena pasir terangkat hingga ke lapisan atmosfer paling atas, mereka akhirnya tersebar ke mana-mana. Saat hujan atau salju, mereka turut membawa turun apa pun yang ada di atas sana, termasuk pasir, ” ujar ahli meteorologi Met Office, Steven Keate, kepada The Independent.
Pada hari Kamis, sehari sebelum salju oranye dilaporkan, angin Sahara bermuatan pasir berhembus melintasi Laut Mediterania, melanda Pulau Crete di Yunani dengan kabut dan debu berwarna seperti karat yang membatasi jarak pandang. Kejadian tersebut bahkan meluas hingga ke Turki.
Baca juga: Gurun Sahara Kembali Diselimuti Salju
Menurut Athens Observatory, yang telah mengamati konsentrasi tinggi debu Afrika selama 10 tahun terakhir, peristiwa kali ini merupakan salah satu “transfer pasir” terbesar dari Gurun Sahara ke Yunani.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR