Kaisar Heliogabalus telah menderita salah satu reputasi terburuk di antara kaisar Romawi. Dia mungkin lolos dengan gaya hidupnya yang aneh. Tetapi pemerkosaannya terhadap seorang perawan vesta menyebabkan kemarahan publik.
Heliogabalus menjadi yakin bahwa dia adalah “perwujudan dewa mataharinya dan karena itu memutuskan bahwa sudah waktunya dia menikahi seorang dewi.”
Seperti yang telah diantisipasi neneknya, Elagabalus dengan senang hati menyerahkan tugas pemerintahan yang membosankan kepadanya. Setelah Elagabalus tiba di Roma, dia berusaha untuk mengkonfirmasi statusnya dengan menikahi Julia Cornelia Paula, seorang anggota keluarga yang sangat berpengaruh, tetapi mereka bercerai setelah hampir satu tahun, dengan Elagabalus mengklaim bahwa istrinya 'tidak cocok secara fisik' untuk menjadi istri seorang kaisar.
Pernikahan keduanya adalah hasil karyanya sendiri. Pada tahun 220 ia masuk ke tempat perlindungan rahasia dewi Vesta dan memperkosa Aquilia Severa, salah satu perawan suci.
Di bawah hukum Romawi, setiap vestal yang melakukan hubungan seksual harus dikubur hidup-hidup, tetapi Elagabalus memilih untuk menikahinya dengan harapan mereka dapat menghasilkan 'anak-anak seperti dewa'. Namun, banyak orang Romawi yang sangat tersinggung dengan tindakannya dan menganggapnya sebagai penistaan.
Pembunuhan Kaisar Heliogabalus
Tidak seperti banyak kaisar Romawi, Heliogabalus bukanlah seorang tiran, tetapi dia adalah seorang pemuda yang dikenang sejarah sebagai orang yang menikmati kehidupan 'menjijikkan'.
Sebuah plot yang dirancang oleh neneknya menyebabkan pembunuhannya dilakukan oleh anggota Praetorian Guard yang kesal dengan hubungan cinta Heliogabalus dengan Hierocles, seorang budak pirang yang disebut suaminya.
Ibunya mencoba melindunginya, tetapi mereka berdua akhirnya terbunuh. “Dia berusaha melarikan diri, sang ibu yang memeluk erat padanya, tewas bersamanya. Kepala mereka dipenggal, tubuh mereka ditelanjangi dan diseret ke seluruh kota. Kemudian tubuh ibunya dibuang ke suatu tempat, sedangkan tubuh Heliogabalus dibuang ke sungai Tiber.”
Setelah pembunuhannya, banyak pengikut dan teman Heliogabalus terbunuh atau digulingkan, termasuk kekasihnya Hierocles. Wanita sekali lagi dilarang menghadiri pertemuan Senat, dan dekrit agamanya dibalik, dan batu Elagabal diangkut kembali ke Emesa. Sejak itu lah, hari-hari kejayaan transgender Kaisar Romawi Heliogabalus berakhir.
Baca Juga: Menelisik Pelacur di Era Romawi Kuno, Dibayar dengan 'Sepotong Roti'
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR