Nationalgeographic.co.id—Sekelompok gen yang memainkan peran penting dalam membangun komponen sel kita juga dapat memengaruhi umur manusia, demikian menurut temuan sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti UCL.
Gen tersebut sebelumnya telah ditemukan dapat memperpanjang umur pada organisme kecil, seperti membuat lalat buah hidup 10% lebih lama, tetapi ini adalah pertama kalinya para ilmuwan menunjukkan hubungan pada manusia, seperti yang telah mereka laporkan dalam jurnal Genome Research pada 25 Januari 2022 berjudul Mendelian randomization analyses implicate biogenesis of translation machinery in human aging.
Seperti yang kita ketahui secara umum, umur panjang manusia telah mendapatkan perhatian khusus dari banyak ilmuwan. Apa yang menyebabkan penuaan? Dapatkah proses penuaan tersebut ditunda ataupun diperpanjang? Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi acuan bagi mereka untuk terus mencari dan menemukan ‘sesuatu’ yang dapat mereka gunakan untuk menunda ataupun bahkan menghilangkan proses penuaan itu sendiri.
Penyakit terkait usia dipengaruhi oleh variasi genetik dan begitu juga penuaan itu sendiri; para ilmuwan sangat menyadari bahwa manipulasi genetik dapat memperpanjang umur pada organisme kecil (lalat buah, cacing gelang), tetapi gen yang memperpanjang umur belum secara konsisten dikaitkan dengan umur panjang manusia dan sains sedang bekerja keras untuk mengatasi hambatan ini. Selain itu, menargetkan akar genetik penyakit penuaan juga dapat mengurangi komorbiditas dan meningkatkan rentang kesehatan seiring bertambahnya usia.
Melansir Tech Explorist, rekan penulis Dr Nazif Alic dari UCL Institute of Healthy Ageing mengatakan, "Kami telah melihat dari penelitian sebelumnya yang ekstensif bahwa menghambat gen tertentu yang terlibat dalam pembuatan protein dalam sel kita, dapat memperpanjang umur organisme model seperti ragi, cacing, dan lalat. Namun, pada manusia, hilangnya fungsi gen ini telah terlihat menyebabkan penyakit, seperti gangguan perkembangan yang dikenal sebagai ribosomopati.”
Ia menambahkan, "Di sini, kami telah menemukan bahwa menghambat gen ini juga dapat meningkatkan umur panjang pada orang, mungkin karena mereka paling berguna di awal kehidupan sebelum menyebabkan masalah di akhir kehidupan."
Gen terlibat dalam mesin sintetik protein sel kita, yang penting bagi kehidupan, tetapi para peneliti mengatakan mungkin kita tidak membutuhkan banyak efeknya di akhir kehidupan. Gen tampaknya menjadi contoh pleiotropi antagonis, di mana gen yang memperpendek hidup kita dipilih dalam evolusi jika mereka membantu kita di awal kehidupan dan melalui tahun-tahun melahirkan anak kita.
Para peneliti meninjau data genetik dari penelitian sebelumnya yang melibatkan 11.262 orang yang telah hidup sangat lama, hingga usia di atas persentil ke-90 dari kelompok mereka. Mereka menemukan bahwa orang dengan aktivitas gen tertentu yang berkurang lebih mungkin untuk hidup sangat lama. Gen tersebut terkait dengan dua enzim RNA polimerase (Pol) yang mentranskripsikan RNA ribosom dan mentransfer, yaitu Pol I dan Pol III, serta ekspresi gen protein ribosom.
Para ilmuwan menemukan bukti bahwa efek gen terkait dengan ekspresi mereka di organ tertentu, termasuk lemak perut, hati, dan otot rangka, tetapi juga menemukan bahwa efek pada umur panjang lebih dari sekadar asosiasi dengan penyakit terkait usia tertentu.
Temuan menambah bukti bahwa obat-obatan seperti rapamycin, pengatur kekebalan yang bertindak untuk menghambat Pol III, dapat membantu untuk meningkatkan umur yang sehat.
"Penelitian penuaan pada organisme model, seperti lalat, dan pada manusia sering kali merupakan upaya yang terpisah. Di sini kami mencoba mengubahnya. Pada lalat, kami dapat memanipulasi gen penuaan secara eksperimental dan menyelidiki mekanisme. Tetapi pada akhirnya, kami ingin memahami bagaimana penuaan bekerja pada manusia. Menyatukan dua bidang menggunakan metode seperti Pengacakan Mendel berpotensi mengatasi keterbatasan kedua bidang tersebut." kata Profesor Karoline Kuchenbaecker dari UCL Genetics Institute.
Baca Juga: Apa yang Membuat Orang Zaman Dahulu Berumur Hingga Ratusan Tahun?
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR