Kelas Bawah atau Budak
Budak adalah bahan bakar yang membuat kekuatan Romawi terus bergerak. Sistem perbudakan adalah sistem di mana seseorang dapat membeli manusia yang mungkin telah ditangkap dalam perang atau diambil oleh bajak laut dan dijual dengan cara perbudakan seperti menjual barang.
Setelah dibeli, para budak menjadi milik pemiliknya menurut hukum Romawi. Budak rumah tangga sangat umum di daerah perkotaan Romawi kuno.
Ada kemungkinan bagi beberapa budak untuk mulai menabung sehingga suatu saat di masa depan mereka dapat mencari kebebasan mereka dan tuan rumah dapat memberikan mereka manumit (pembebasan dari perbudakan). Hal ini dapat menyebabkan beberapa budak memiliki kesempatan untuk naik dalam sistem kelas sosial Romawi.
Menjadi budak di Romawi kuno tidak didasarkan pada status rasial dengan cara apa pun. Para budak lebih merupakan korban penangkapan atau penculikan dan berakhir di pasar budak. Para budak tidak memiliki pakaian khusus untuk mengidentifikasi kelas mereka di masyarakat.
Kadang-kadang para budak mencoba melarikan diri. Kadang-kadang mereka beruntung dan berhasil melakukannya. Namun jika mereka tertangkap, pemiliknya dapat memaksa mereka untuk mengenakan kalung dengan tulisan yang makin mempemalukan diri mereka.
Perjuangan setiap orang untuk bisa naik kelas sosial di Romawi kuno memang memungkinkan. Tapi tentu saja sangat sulit, apalagi untuk para budak yang berada di dasar kasta ini.
Baca Juga: Larangan Aneh Romawi Kuno, Rakyat Jelata Dilarang Kenakan Pakaian Ungu
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR