Nationalgeographic.co.id—Kitab Negarakertagama telah banyak menghimpun informasi yang cukup untuk menguak kehidupan Majapahit di masa lalu. Tindak-tanduknya di masa lalu ditulis dalam kitab itu. Hanya saja, masih banyak hal yang menyimpan misteri.
Keberadaan kampung Manjopaiq di Sulawesi Barat mencari kaitannya dengan Majapahit. Manjopaiq merupakan toponimi suatu kampung di pesisir Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Kesamaan toponimi, mengaitkannya pada sebuah imperium dan peradaban besar Majapahit yang pernah ada dalam sejarah Nusantara. Tentunya, banyak kajian yang berupaya mengungkap eksistensi Majapahit di Sulawesi.
Muhammad Sadli Mustafa menulis dalam jurnal Pusaka. Jurnalnya berjudul Perjanjian Raja Bone dan Raja Luwu dalam Naskah Attoriolong Ri Luwu, yang dipublikasi pada tahun 2013.
Menurut Sadli, Majapahit telah menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan-kerajaan di Sulawesi. "Majapahit bersahabat dengan Kerajaan Majapahit di Jawa sebagaimana keterangan yang terdapat dalam buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca," tulisnya.
Jalinan hubungan yang erat antara Luwu dengan Majapahit tercipta manakala Anakaji dari Luwu, memperisteri puteri dari Majapahit bernama puteri Tapaccina. Hubungannya disebut-sebut sebagai 'Politik Ranjang.'
Adanya jejak di Sulawesi Selatan dengan Luwu, semakin dekat dengan keberadaan Manjopaiq di kawasan Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Majapahit diperkirakan juga menyebar pengaruhnya hingga ke sana.
Kontak Majapahit dengan orang-orang Mandar telah memberi nuansa Hindu, meskipun tidak sepenuhnya agama Hindu tersebar di sana.
Melalui temuan-temuan arkeologis, seorang penulis dan peneliti, Muhammad Ridwan Alimuddin, mengungkapkan beberapa temuannya yang mengungkap jejak Majapahit di Mandar kepada National Geographic Indonesia.
"Salah satu yang ditemukan warga di sana, ketika anak-anak mengejar layang-layang putus, mereka menemukan ini (menunjuk sebuah dokumentasi temuan keris)," ungkap Ridwan.
Baca Juga: Prasasti Mpu Sindok Ditemukan di Situs Gemekan, Apakah Isinya Kutukan?
Baca Juga: Selidik Ahli Epigrafi: Nusantara dan Skandal Ilmiah Sejarah Majapahit
Source | : | Pusaka: Jurnal Khazanah Keagamaan |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR