Nationalgeographic.co.id - Seperti yang kita ketahui bersama, sekitar lima abad setelah Leonardo da Vinci melukis Mona Lisa, potret itu kini tergantung di balik kaca antipeluru di dalam Museum Louvre dan telah menarik ribuan penonton yang berdesak-desakan setiap harinya.
"Teka-teki Mona Lisa dapat dipecahkan dengan diagnosis medis sederhana dari penyakit yang berhubungan dengan hipotiroidisme. Dalam banyak hal, daya pikat ketidaksempurnaan penyakitlah yang memberikan mahakarya ini realitas dan pesona misteriusnya," tulis Mandeep R. Mehra, M.D., direktur medis Pusat Jantung & Pembuluh Darah di Brigham and Women's Hospital, yang mana telah menerbitkan hasil studinya dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings pada 01 September 2018 yang lalu, dengan melampirkan judul yang menarik: "The Mona Lisa Decrypted: Allure of an Imperfect Reality".
Memang, telah banyak yang mengatakan bahwa senyum dan tatapan Mona Lisa, telah menghipnotis banyak orang sehingga membuatnya terkagum-kagum hingga saat ini. Akan tetapi pemirsa mungkin masih bertanya-tanya, tentang apa di balik semua itu. Seiring dengan misteri identitas pengasuh dan penampilannya yang penuh teka-teki ini, alasan popularitas karya ini adalah salah satu dari banyak teka-tekinya.
Meskipun telah banyak juga teori-teori yang mencoba untuk menunjukkan dengan tepat satu alasan mengapa karya seni itu menjadi begitu terkenal, argumen yang paling meyakinkan bersikeras bahwa tidak ada satu penjelasan pun.
Baca Juga: Bertamu di Beranda Mona Lisa
Namun kini, seorang dokter Boston, Dr. Mandeep R. Mehra memecahkan misteri itu. Lebih dari setahun yang lalu, ketika dia berada di kerumunan berharap untuk melakukan hal yang sama. Dia merenungkan detail penampilan aneh La Giaconda, di mana terlihat olehnya kulitnya yang menguning, rambutnya yang menipis, dan tentu saja, senyum miringnya.
“Saya memiliki kesempatan untuk berdiri di sana selama satu setengah jam tanpa menatap apa pun kecuali lukisan ini. Saya bukan seorang seniman. Saya tidak tahu bagaimana menghargai seni. Tapi saya benar-benar tahu bagaimana membuat diagnosis klinis,” tutur Mehra, seperti yang dilaporkan Tech Explorist.
Ketika menggali sejarah Mona Lisa, dia sampai pada kesimpulan bahwa Gherardini Lisa menderita penyakit yang disebut hipotiroidisme, yang masih umum. Semua gejala penyakitnya, seperti tangan bengkak, rambut menipis dan ada benjolan di leher, semua itu terlihat dalam potret.
"Ketika Anda terjebak di sebuah ruangan kecil di Louvre, melihat sangat dekat ke Mona Lisa, Anda mulai memperhatikan banyak detail yang aneh," ungkap Mehra.
Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Mengapa Tatapan Lukisan Mona Lisa Seolah Mengikuti Kita
“Misalnya, sudut dalam mata kirinya: Ada benjolan kecil berdaging di sana, tepat di antara saluran air mata dan pangkal hidungnya. Rambutnya yang aneh tipis dan kurus, dan garis rambutnya menyusut di balik kerudungnya. Dia tidak memiliki alis, apa pun. Dan di tangan kanannya, terlipat lembut di sebelah kirinya, ada tonjolan mencolok di antara telunjuk dan jari telunjuknya. Dia juga memiliki kulit yang menguning dan tampak seperti gondok,” tutur Mehra.
Source | : | Tech Explorist |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR