Nationalgeographic.co.id—Pada 1600-an, banyak ibu rumah tangga Italia tidak memiliki harapan untuk melarikan diri dari pernikahan yang buruk. Jadi ratusan dari mereka beralih ke racun untuk membunuh para suami dan mendapatkan warisan.
Racun mematikan Aqua Tofana tersedia dalam botol cantik. Racun ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Dan selama hampir 20 tahun di Italia abad ke-17, ratusan wanita menggunakannya untuk membunuh suami mereka secara diam-diam.
Motivasi mereka mungkin berbeda, tetapi hasilnya tetap sama. Racun itu bekerja dengan cepat dan diam-diam dan membunuh tanpa meninggalkan jejak. Pada 1650-an, diperkirakan Aqua Tofana membunuh sekitar 600 orang.
Benarkah Aqua Tofana bertanggung jawab atas kematian ratusan orang di Italia?
Apa itu Aqua Tofana?
Bagi wanita yang tinggal di Italia abad ke-17, pernikahan bisa menjadi penjara. Mereka memiliki sedikit pilihan selain mencari suami, dan begitu mereka memilikinya, mustahil untuk kabur.
Namun seorang wanita bernama Guilia Tofana punya solusi.
Lahir di Palermo, Italia, sekitar tahun 1620, Tofana tahu satu atau dua hal tentang kematian dan racun. Ketika dia baru berusia 13 tahun, seorang wanita bernama Thofania d'Amado - kemungkinan ibunya - dieksekusi karena membunuh. Beberapa sumber menyebutkan kalau ia membunuh suaminya.
“Setelah itu, Tofana melanjutkan warisan ibunya menggunakan resep lamanya,” ungkap Kaleena Fraga dilansir dari All That's Interesting.
Dia mulai menjual Aqua Tofana, racun tak berbau yang disamarkan sebagai salep. Meskipun ramuan yang tepat telah hilang, Tofana kemungkinan membuat racunnya dengan arsenik, timbal, dan belladonna.
Tofana mendirikan bisnis yang cukup besar di Roma, di mana dia menyewa rekanan untuk mengoperasikan apotek rahasia. Mereka secara diam-diam menjual ramuan mematikan itu di antara produk kosmetik untuk menyamarkannya.
Segera, puluhan pria mulai sekarat karena wanita putus asa untuk meninggalkan pernikahan mereka yang tidak bahagia. Mendapatkan uang warisan dan memulai kehidupan baru juga menjadi alasan para istri membunuh suaminya.
Kejatuhan Giulia Tofana
Bagi wanita yang ingin membunuh suaminya, Aqua Tofana adalah senjata pembunuh yang sempurna. Dikemas dalam botol sederhana yang bisa disembunyikan di antara perlengkapan mandi. Ramuan ini juga tidak berbau dan tidak berasa. Sehingga bisa dimasukkan ke dalam makanan dan minuman suami tanpa disadari.
Fraga mengungkapkan, “Terlebih lagi, efek Aqua Tofana mencerminkan penyakit yang sebenarnya.” Dosis pertama menyebabkan gejala yang mirip dengan pilek. Yang kedua memicu sakit perut, muntah, dan diare. Dan dosis ketiga atau keempat menyeret korban ke pintu kematian.
“Selama hampir dua dekade, Guilia Tofana diam-diam menjual racunnya sampai salah satu pelanggannya menjatuhkannya,” Fraga menambahkan.
Ceritanya, salah satu klien Tofana memutuskan untuk menggunakan Aqua Tofana untuk membunuh suaminya. Dia memasukkan beberapa tetes ke dalam supnya dan membawanya ke meja makan. Namun ketika melihat sang Suami menyendokkan supnya, istrinya berubah pikiran.
Memintanya untuk tidak meminum sup itu, sang istri akhirnya — mungkin setelah dipukuli—mengakui bahwa dia telah meracuninya. Dia kemudian memberi tahu suaminya di mana dia membelinya.
Baca Juga: Raja 'Peminum Racun' Mithridates jadi Musuh Romawi Paling Dicari
Baca Juga: Fakta Mengenai 'Nyonya Puff' yang Beracun Tetapi Lezat dan Bergizi
Baca Juga: Selidik Pemanfaatan Racun Alami Untuk Menuntaskan Pengobatan
Versi lain menunjukkan bahwa wanita mulai mengakui pembunuhan kepada pendeta mereka. Pada saat yang sama, orang-orang mulai memperhatikan bahwa ”janda-janda muda sangat berlimpah”.
Tofana kemudian kemungkinan ditangkap, disiksa, dan diadili. Ia mengakui bahwa racunnya telah membunuh sekitar 600 orang. Dia dan rekan-rekannya dieksekusi, begitu pula sejumlah klien kelas bawahnya. Namun, beberapa kliennya yang lebih terkemuka dibebaskan atas permintaan Paus.
Legenda Aqua Tofana
Legenda Aqua Tofana dan para istri pembunuh tumbuh seiring berjalannya waktu. Fakta dasar cerita—ratusan suami meninggal, racun dijual oleh seorang wanita—menyebar ke seluruh Eropa abad ke-17.
Bahkan komposer Wolfgang Amadeus Mozart khawatir bahwa dia telah diracuni dengan Aqua Tofana. Saat itu dia mulai menderita penyakit yang tidak dapat dijelaskan pada tahun 1791 pada usia 35 tahun.
"Saya yakin saya telah diracuni," tulis Mozart. “Aku tidak bisa melepaskan diri dari pikiran ini… Seseorang telah memberiku Aqua Tofana dan menghitung waktu kematianku dengan tepat.”
Mozart memang mati secara misterius, tidak ada bukti bahwa racun terkenal inilah yang menyebabkannya.
Pada akhirnya, kisah Aqua Tofana sama licinnya dengan racun itu sendiri. Fakta-fakta dasar Aqua Tofana dikaburkan oleh sejarah. Sama seperti yang dilakukan Aqua Tofana untuk para istri untuk mengaburkan kebenaran kematian suami mereka.
Source | : | All Thats Interesting |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR