Nationalgeographic.co.id—Kanker rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling erat kaitannya dengan obesitas. Penyebab paling umum adalah peningkatan indeks massa tubuh (BMI). Ini adalah kanker ginekologi paling umum di negara-negara berpenghasilan tinggi dan merupakan kanker paling umum keempat bagi wanita di Inggris, 1 dari 36 wanita akan didiagnosis dalam hidup mereka. Dan dari kasus kanker rahim di Inggris, diperkirakan sekitar sepertiganya disebabkan oleh kelebihan berat badan dan obesitas. Namun, mekanisme molekuler yang mendukung hubungan ini masih belum jelas.
Penelitian baru telah menunjukkan bahwa kelebihan berat badan seumur hidup hampir menggandakan risiko wanita terkena kanker rahim, menurut penelitian yang didanai oleh Cancer Research UK yang diterbitkan di jurnal BMC Medicine pada 19 April 2022 berjudul Identifying molecular mediators of the relationship between body mass index and endometrial cancer risk: a Mendelian randomization analysis.
Studi dari University of Bristol adalah salah satu yang pertama menemukan bahwa untuk setiap 5 unit BMI tambahan, risiko seorang wanita terkena kanker rahim (endometrium) hampir dua kali lipat (meningkat 88 persen). Ini lebih tinggi dari kebanyakan penelitian sebelumnya yang telah menyarankan dan mencerminkan status berat badan seumur hidup daripada snapshot dalam waktu seperti kebanyakan penelitian lainnya. 5 unit BMI adalah perbedaan antara kategori kelebihan berat badan dan kategori obesitas, atau wanita dewasa 5'5 menjadi dua batu lebih berat.
Studi internasional melihat sampel genetik dari sekitar 120.000 wanita dari Australia, Belgia, Jerman, Polandia, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat yang sekitar 13.000 memiliki kanker rahim. Analisis statistik besar ini adalah salah satu studi pertama dari jenisnya untuk melihat efek BMI yang lebih besar seumur hidup pada risiko kanker rahim.
Para peneliti melihat penanda dari 14 ciri, yang dapat menghubungkan obesitas dan kanker rahim. Mereka menemukan dua hormon yaitu insulin puasa dan testosterone, yang meningkatkan risiko didiagnosis menderita kanker rahim.
Dengan menunjukkan secara tepat bagaimana obesitas meningkatkan risiko kanker, seperti melalui hormon, para ilmuwan di masa depan dapat menggunakan obat-obatan untuk mengurangi atau meningkatkan kadar hormon ini pada orang yang sudah berisiko lebih tinggi terkena kanker. Misalnya, obat-obatan seperti metformin yang digunakan dalam pengobatan diabetes dapat mengurangi kadar hormon dan penelitian menunjukkan obat ini juga memengaruhi risiko kanker, meskipun penelitian lebih lanjut sedang berlangsung.
Baca Juga: Pengobatan Kanker Ini Efektif Namun Memiliki Beberapa Misteri
Baca Juga: Kematian Akibat Kanker Naik Menjadi 10 Juta di Seluruh Dunia
Baca Juga: Banyak Orang Dewasa Salah Persepsi Tentang BMI dan Ukuran Tubuh Ideal
Baca Juga: Bahan Kimia pada Plastik Diduga Bisa Meningkatkan Berat Badan
Source | : | Tech Explorist |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR