"Kami memilih nama cueyatl untuk menghormati sejarah manusia yang kaya di Lembah Meksiko, dan masyarakat lokal yang mungkin telah mengenal katak ini jauh lebih lama dari kami," katanya.
Dikenal sebagai 'mikro-endemik', beberapa katak yang baru ditemukan mungkin hanya muncul di satu area kecil, seperti puncak bukit di bagian tertentu Meksiko. Ini membuat mereka sangat rentan.
Baca Juga: Dua Spesies Baru Katak Transparan di Ekuador Ini Terancam Punah
Baca Juga: Spesies Baru Katak Berkantung: Orang Tua Jantan Bertugas Mengasuh Anak
Baca Juga: Spesies Baru Katak Bertaring yang Aneh Ditemukan di Filipina
Baca Juga: Spesies Baru Katak Labu Ditemukan, Bisa Berpendar dan Sangat Beracun
"Kami menamai Craugastor rubinus setelah tambang garnet di lereng bukit tempat mereka ditemukan," kata Jameson. "Sayangnya, hanya perlu perluasan satu tambang dan katak-katak ini bisa hilang."
Hilangnya habitat juga dapat diakibatkan oleh perubahan iklim. Dan katak terancam oleh penyakit jamur mematikan, chytridiomycosis, yang memusnahkan populasi amfibi di seluruh dunia.
Tetapi para peneliti berharap bahwa ada masa depan untuk katak kecil mereka. Mereka telah mengidentifikasi kawasan lindung utama di seluruh Meksiko di mana enam spesies baru hidup. Dan mereka sekarang berharap untuk bekerja sama dengan pemerintah dan LSM di Meksiko untuk menghubungkan kawasan ini bersama-sama.
"Katak ini berpotensi memainkan peran yang sangat penting dalam ekosistem hutan," kata Jameson. "Kita perlu memastikan bahwa mereka tidak terhapus begitu saja dari peta karena tidak ada yang tahu mereka ada di sana."
Dia berpikir mungkin masih banyak spesies katak Craugastor yang masih harus ditemukan, hanya karena belum ada yang memiliki kesempatan untuk mencarinya.
"Karena katak kecil hidup di daerah kecil, kami cukup yakin bahwa ada banyak spesies lain yang belum ditemukan di sana -yang harus kami lakukan adalah pergi dan menemukannya," kata Jameson.
Source | : | Cambridge University Press,Herpetological Monographs |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR