Nationalgeographic.co.id—Anda mandi pagi ini, mengenakan pakaian segar, dan menjalani hari yang normal. Namun tiba-tiba Anda mencium bau asam atau bahkan busuk di ketiak Anda.
Mengapa ketiak Anda bau, dan mengapa terkadang lebih bau daripada ketiak orang lain?
Semuanya bermuara pada sekresi berminyak dari kelenjar khusus di bawah kulit Anda. Kelenjar itu yang sangat umum berada di bawah ketiak dan lebih aktif pada waktu-waktu tertentu.
"Dan terlepas dari apa yang mungkin Anda dengar di Instagram atau TikTok, menyeka lengan Anda dengan asam glikolat bukanlah solusi jangka panjang terbaik," tulis Christian Moro, Associate Professor of Science & Medicine di Bond University, dalam artikelnya di The Conversation.
Moro menjelaskan bahwa kelenjar keringat utama, yang disebut kelenjar keringat "ekrin", menutupi sebagian besar tubuh kita. Kelenjar ini mengeluarkan air yang tidak berbau dan menguap untuk mendinginkan tubuh kita.
Namun, tubuh kita juga dilengkapi dengan kelenjar keringat jenis kedua, yang disebut "kelenjar keringat apokrin". Kelenjar keringat aprokrin kebanyakan berada di sekitar area dengan banyak folikel rambut, seperti ketiak dan selangkangan.
Kelenjar ini mengeluarkan senyawa berminyak. Kelenjar ini menjadi lebih aktif dalam menanggapi stres, ketakutan, kecemasan, rasa sakit, dan rangsangan seksual.
Awalnya senyawa berminyak ini tidak berbau. Namun, sekresi berminyak ini menyediakan makanan yang baik untuk bakteri yang hidup di kulit kita.
Bakteri mengubah keringat ini menjadi asam lemak dan senyawa yang menghasilkan aroma. Aroma atau bau yang dihasilkan inilah yang mengingatkan kita pada bau bawang, jinten, dan daging busuk.
Jenis-jenis bakteri relatif konsisten pada tubuh orang-orang. Namun keseimbangan antara masing-masing jenis bakteri bisa berbeda. Genetika memainkan peran penting dalam bagaimana tubuh kita menghasilkan bau.
"Dan karena kelenjar apokrin kita merespons emosi, pikiran dan gaya hidup kita dapat memengaruhi aktivitasnya. Bahkan beberapa makanan, seperti banyak daging merah, dapat mengubah baunya," tegas Moro.
"Baik bagi pria maupun wanita, bulu ketiak juga bisa menyebabkan bau yang lebih menonjol," tambahnya lagi.
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR