Garland juga menambahkan, “harga seorang budak sangat bervariasi, menurut penampilan, usia, pendidikan, dan etnisnya.”
Populasi besar budak Romawi menunjukkan betapa hebatnya perdagangan budak bisnis. Itu adalah pasar yang diatur, sesuai dengan tradisi terbaik birokrasi Romawi. Ada pajak untuk membeli budak dan catatan setiap penjualan harus disimpan di arsip publik.
Jika pembeli menemukan masalah pada budak yang dibeli dan penjual tidak menyebutkannya saat transaksi, pembeli mendapatkan pengembalian dana penuh. Masalah tersebut bisa beragam, misalnya sakit epilepsi. Budak Yunani bukan hanya yang paling umum, tetapi juga yang paling populer karena kepandaiannya.
Bagaimana para budak diperlakukan?
“Tidak ada aturan resmi mengenai bagaimana budah harus diperlakukan,” ungkap Garland.
Seorang ksatria, Vedius Pollio, ingin melemparkan budak ke kolam yang penuh ikan lamprey karena budaknya memecahkan piala kristal. Pada saat kejadian, Kaisar Augustus ada di sana. Muak dengan kekejaman Pollio, dia memerintahkan untuk menghancurkan semua gelas kristal untuk mengisi kolamnya.
Baca Juga: Ruangan Para Budak Romawi Ditemukan di Pompeii, Kondisinya Luar Biasa
Baca Juga: Penemuan Kalung Budak Romawi 'Pegang Aku Atau Aku Akan Lari!'
Baca Juga: Seni Erotis Yunani dan Romawi, Cerminan Budaya yang Terobsesi Seks?
Baca Juga: Bak Ronaldo, Bintang Balap Kereta Romawi Punya Penghasilan Fantastis
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR