Tentara Romawi menggunakan minuman berbahan dasar anggur yang disebut posca. Posca menjadi minuman penting bagi legiun. Semacam campuran anggur dan cuka murah, dicampur dengan air dan rempah-rempah. Bagi petani, posca menyegarkan dan meningkatkan energi.
Kedai minuman pun menjadi ciri masyarakat Romawi. Tempat ini sering disebutkan dalam catatan sejarah. Juga, ditemukan di situs-situs seperti Pompei dan Herculaneum.
Meski tempat seperti ini banyak ditemukan di Romawi kuno, kedai minuman memiliki pamor buruk. Para penulis Romawi dengan angkuh menggambarkan tempat ini sebagai sarang kejahatan. Ini adalah tempat di mana orang Romawi yang tidak mandi, pergi untuk makan, minum dan berjudi.
Anggur melambangkan kekuasaan, prestise, dan kekayaan
Perjamuan dan pesta minum adalah komponen kekuatan politik. Menjadi seorang publik figur (pemimpin negara) penting untuk mampu mempertahankan status dan pengaruhnya. Karena itu, mereka harus memiliki jaringan. Tapi hati-hati, jaringan itu bisa mengangkat atau bahkan menghancurkan karier politik seseorang.
Beberapa orang Romawi kuno berhutang besar pada anggur mahal dan hiburan. “Mungkin terdengar gila, tapi hiburan membangun modal politik, dan di Romawi kuno, itu sama bagusnya dengan emas,” Campbell menambahkan.
Anggur juga merupakan komoditas prestise di luar Romawi. Anggur mewakili komponen utama dari kekuatan 'lunak' budaya Romawi kuno. Sama seperti orang Inggris yang memperkenalkan teh dan kriket, orang Romawi juga memperkenalkan anggur.
Banyak bukti menunjukkan bahwa elit Spanyol, Galia, dan Inggris sangat menyukai anggur Latin. Praktik minum dalam budaya mereka menunjukkan upaya untuk meniru cara hidup Romawi.
Anggur penting dalam pemerintahan dan politik. Pada pertengahan abad ke-4 Sebelum Masehi, kekurangan anggur menyebabkan kekerasan selama prefektur Orfitus. Jadi, menjaga agar anggur tetap mengalir di Romawi jelas merupakan komponen penting dari pemerintahan.
Minum alkohol dan moralitas
Minum dan moralitas sering diperdebatkan sepanjang sejarah alkohol. Orang Romawi ingin menunjukkan pengendalian diri dan ketenangan. Bagi sebagian orang, kekayaan dan kekaisaran dapat mengikis nilai-nilai tersebut. Maka kerakusan pun dihindari. Misalnya, Cato the Elder yang dipuji karena menjalankan kebajikan Romawi kuno. Ia minum anggur yang sama dengan budak rumah tangganya. Tindakannya ini menunjukkan martabat moral, pengendalian diri, dan kekuatan karakter.
Sejarah Migrasi Manusia Modern di Indonesia Terungkap! Ada Perpindahan dari Papua ke Wallacea
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR