Nationalgeographic.co.id—Sejak September, robot penjelajah Perseverance telah memilih rute di sepanjang delta sungai kuno di Mars. Lengan robotnya menjangkau dengan mata bor baja yang berputar ke batuan inti. Kemudian, ia menyendok tanah dan menyedot sejumlah kecil atmosfer planet merah ini ke dalam tabung titanium. Berikutnya, material itu disimpannya sebagai sampel dalam penelitian.
Rencananya, di bawah Laboratorium Propulsi Jet NASA, akan melakukan peluncuran kendaraan lain ke Mars untuk membawa sampel yang tidak steril itu kembali ke Bumi. Sampel itu akan ditujukan ke Utah, dan mengirimnya ke tempat yang saat ini belum dibangun, yaitu fasilitas aman yang akan dibangun pada 2033.
Di sanalah para ilmuwan akan mulai menguji tanda-tanda kehidupan mikroba purba dari sekitar 35 sampel dengan berat total sekitar satu pon. Tujuannya juga untuk memahami geologi dan iklim planet, serta mempersiapkan manusia yang suatu hari nanti akan menginjakkan kaki di planet merah tersebut.
"Kami juga percaya ini menjadi langkah logis berikutnya dalam pencarian kami untuk akhirnya mendaratkan manusia di permukaan Mars," kata Thomas Zurbuchen, astrofisikawan dan kepala sains di NASA, dalam presentasi publik virtual pada bulan Mei kemarin. “Sampel yang dikumpulkan dari delta sungai kuno Jezero dianggap sebagai kesempatan terbaik untuk mengungkap evolusi awal Mars, termasuk potensi kehidupan.”
Namun rencana tersebut membuat beberapa anggota masyarakat yang menghadiri sidang terbuka sedikit agitasi intragalatic, terutama mengingat pandemi baru-baru ini. Itu termasuk pensiunan insinyur Administrasi Penerbangan Federal dari South Jersey yang bertanya-tanya masalah apa yang mungkin dapat ditimbulkan oleh mikroba yang tidak steril dari Mars.
NASA sedang melakukan Misi Pengembalian Sampel Mars bersama Badan Antariksa Eropa dan menyebutnya sebagai salah satu misi paling berarti yang pernah dilakukan.
"Pertemuan publik akan mencakup pengarahan tentang status proses Undang-Undang Kebijakan Lingkungan Nasional untuk program yang diusulkan, serta tujuan dan sasaran ilmiahnya," kata NASA dalam pernyataan 29 April, seperti yang dilaporkan Space.com.
Komentar publik pada presentasi awal NASA sekarang ditutup, namun draf pernyataan dampak lingkungan pada misi diharapkan mendapat pertimbangan publik.
Pernyataan dampak lingkungan akan memeriksa implikasi bagi Bumi dan Mars. Pernyataan itu adalah "upaya pemulihan sehubungan dengan sumber daya alam, biologi dan budaya" dan "dampak terhadap lingkungan manusia dan alam yang terkait dengan hilangnya penahanan bahan sampel Mars."
Beberapa orang gugup karena NASA tidak dapat mengatakan dengan pasti 100% bahwa itu tidak akan membawa kembali sesuatu yang hidup atau berbahaya. Beberapa dari 170 komentator Mei mengidentifikasi diri mereka sebagai ilmuwan, dokter, atau ahli profesional. Sedangkan yang lainnya tetap anonim.
Thomas Dehel, dari Gloucester Township, Camden County, adalah salah satu dari sejumlah komentator. Pensiunan dari Administrasi Penerbangan Federal, Dehel memiliki gelar master di bidang teknik listrik serta gelar sarjana hukum. Meskipun tidak berafiliasi dengan misi tersebut, dia adalah penggemar Mars dan mengoperasikan situs web yang didedikasikan untuk misi tersebut.
Dia ingin NASA melanjutkan, tetapi dia juga memiliki kekhawatiran.
"Kita belum tahu steril atau tidak," kata Dehel. "Itu poin terbesar saya. Kita harus tahu apakah kita membawa sesuatu kembali ke Bumi apakah itu steril atau tidak, untuk melakukan semacam tes kasar di depan untuk melihat apakah ada jenis kehidupan biologis."
NASA membantah bahwa mensterilkan sampel terlebih dahulu dapat menghancurkan informasi berharga, seperti biosignatures kehidupan masa lalu. Yang lain bertanya mengapa sampel tidak bisa dibawa ke Stasiun Luar Angkasa Internasional terlebih dahulu dan diperiksa. NASA mengatakan stasiun luar angkasa, akan dinonaktifkan pada 2031, tidak memiliki peralatan canggih yang diperlukan untuk pengujian tersebut.
Dehel bertanya-tanya tentang kemungkinan membawa kembali patogen yang tidak siap dipertahankan oleh manusia.
Mars memiliki lapisan tipis atmosfer yang sebagian besar terdiri dari karbon dioksida dan dipandang sebagai musuh bagi kehidupan. Tapi itu jauh berbeda di masa lalu ketika diyakini air mengalir di permukaannya dan atmosfer yang lebih tebal akan membuat permukaannya lebih hangat daripada suhu rata-rata saat ini, yakni -81 derajat. Artinya, telah terjadi penurunan suhu hingga -220 derajat.
"Harus ada waktu evolusi yang sangat lama bagi mikroba untuk belajar bagaimana berinteraksi dan menempel pada sel hewan, memasuki sel hewan, dan menggunakan mesin sel hewan untuk bereplikasi," kata Nathan Yee, seorang profesor Rutgers yang mengajar kursus astrobiologi dan pernah bekerja dengan NASA. "Itu tarian koreografi yang sangat kompleks."
Yee setuju bahwa kecil kemungkinannya ada yang hidup di atau dekat permukaan tempat Perseverance mengumpulkan sampelnya. Namun, Yee mengatakan sampel itu mungkin mengandung "sisa-sisa kehidupan di masa lalu." Dia juga mengatakan data terbaru menunjukkan bahwa di bawah permukaan Mars yang dalam mengandung air cair dan mungkin menyimpan kehidupan.
Source | : | Space.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR