Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru menemukan bahwa senyawa bioaktif dalam plum kering (Prunus domestica) memiliki aktivitas prebiotik, membantu memulihkan kesehatan tulang. Aktivitas prebiotik ditandai dengan perubahan mikrobiota dan peningkatan asam lemak rantai pendek, dan berkontribusi pada perbaikan mikroarsitektur tulang.
Namun demikian, efek struktural dan metaboliknya pada tulang berbeda dari waktu ke waktu. Laporan penelitian tersebut telah diterbitkan di nutrients dengan judul "Dried Plum’s Polyphenolic Compounds and Carbohydrates Contribute to Its Osteoprotective Effects and Exhibit Prebiotic Activity in Estrogen Deficient C57BL/6 Mice."
Seperti diketahui, plum kering adalah sumber yang kaya akan senyawa polifenol. Plum memiliki kapasitas antioksidan tinggi yang jauh melebihi apel, stroberi, jeruk, atau anggur. Buah plum juga kaya akan vitamin A, C dan E hingga beta-karoten dan berbagai senyawa mineral.
Dalam penelitian sebelumnya, plum kering telah ditemukan untuk merangsang perubahan mikrobiota usus yang menguntungkan dan untuk melindungi kesehatan tulang. Efek tersebut sebagian besar telah dikaitkan dengan senyawa polifenol.
Namun, mekanisme yang tepat dan kontribusi nutrisi penting lainnya, seperti karbohidrat, masih belum jelas.
"Baik komponen karbohidrat dan polifenol dalam plum mengubah mikrobiota usus dan dikaitkan dengan efek positif pada tulang, yaitu memulihkan tulang," kata Profesor Brenda Smith, seorang peneliti di Indiana University School of Medicine, dilansir Sci-News.
Menurut definisi, prebiotik adalah substrat yang mengubah komposisi atau aktivitas mikrobiota dan memberikan manfaat bagi kesehatan individu.
Dalam studi baru ini, Profesor Smith dan rekan-rekannya mengisolasi senyawa polifenol serta karbohidrat dari buah plum kering. Mereka kemudian memberikannya kepada dua kelompok tikus betina yang kekurangan estrogen dengan keropos tulang yang substansial selama 5 dan 10 minggu.
Sebagai perbandingan, tiga kelompok tikus tambahan ditugaskan untuk diet yang mengandung plum utuh. Kemudian ekstrak kasar plum dengan komponen polifenol dan karbohidrat, atau diet yang tidak terdiri dari plum atau komponen plum, yang berfungsi sebagai kelompok kontrol. Semua diet sebanding dalam makronutrien.
Dibandingkan dengan tikus yang tidak mengonsumsi plum atau komponen plum. Mereka yang mengonsumsi karbohidrat terisolasi, polifenol terisolasi, ekstrak kasar plum, atau plum utuh mengalami pemulihan tulang yang sebelumnya hilang.
Tikus-tikus ini juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam produksi asam lemak rantai pendek di usus mereka. Tidak hanya itu, peneliti juga menemukan perubahan yang menguntungkan pada mikrobiota usus mereka.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Source | : | Sci-News,Nutrients |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR