"Dengan vendor yang terinfeksi terlebih dahulu dan memicu rantai infeksi di antara anggota masyarakat di daerah sekitarnya."
Menurutnya, di sebuah kota yang luasnya lebih dari 4.800 km persegi, area dengan probabilitas tertinggi untuk menampung rumah seseorang yang memiliki salah satu kasus Covid-19 paling awal di dunia adalah area beberapa blok kota. Dengan pasar Huanan menjadi pusatnya.
Kesimpulan ini didukung oleh temuan lain. Ketika penulis melihat distribusi geografis kasus Covid selanjutnya, dari Januari dan Februari 2020, mereka menemukan pola "berlawanan", kata Worobey.
Sementara kasus-kasus dari Desember 2019 dipetakan "seperti sasaran tembak" di pasar, kasus-kasus selanjutnya bertepatan dengan daerah-daerah dengan kepadatan penduduk tertinggi di Wuhan.
"Ini memberi tahu kami bahwa virus itu tidak beredar secara samar," kata Worobey. "Itu benar-benar berasal dari pasar itu dan menyebar dari sana."
Sebagai tambahan penting untuk temuan mereka sebelumnya, Worobey dan kolaboratornya menjawab pertanyaan apakah otoritas kesehatan menemukan kasus di sekitar pasar hanya karena di sanalah mereka mencari.
"Penting untuk disadari bahwa semua kasus ini adalah orang-orang yang teridentifikasi karena dirawat di rumah sakit," kata Worobey.
"Tidak ada kasus ringan yang mungkin diidentifikasi dengan mengetuk pintu orang yang tinggal di dekat pasar dan menanyakan apakah mereka merasa sakit. Dengan kata lain, pasien ini dicatat karena mereka berada di rumah sakit, bukan karena tempat tinggal mereka."
Untuk mengesampingkan kemungkinan bias yang masih ada, tim Worobey mengambil satu langkah lebih lanjut. Mulai dari pasar, mereka mulai menghapus kasus dari analisis mereka, semakin jauh dari pasar saat mereka pergi, dan menjalankan statistik lagi.
Hasilnya, bahkan ketika dua pertiga kasus dihilangkan, temuannya tetap sama. "Bahkan dalam skenario itu, dengan sebagian besar kasus dihapus, kami menemukan bahwa yang tersisa tinggal lebih dekat ke pasar daripada yang diharapkan," kata Worobey.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Source | : | Science,University of Arizona News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR