Penulis : Michael Hangga Wismabrata/Kompas.com
Materi kristal waktu bukanlah fiksi belaka. Para peneliti berhasil menemukannya dalam sebuah uji coba di laboratorium.
Materi kristal pada umumnya terbentuk dari komposisi atom-atom yang memiliki susunan berulang dan membentuk anyaman di sebuah ruang.
Namun, pada tahun 2012, para peneliti di MIT mengusulkan ide tentang kristal waktu. Konsep ini merujuk pada kristal yang tercipta dari pengulangan atom-atom dalam dimensi waktu, bukan dimensi ruang seperti umumnya.
Uniknya, ritme pengulangan kristal waktu mulai berubah dari kekuatan pelepasannya, dan menciptakan sistem gerakan abadi yang menyerupai detak waktu. Inilah yang membedakan kristal waktu dari kristal biasa.
Pada tahun 2016, para peneliti di UC Berkeley berhasil menciptakan kristal waktu dalam sebuah percobaan laboratorium.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Cara Otak Mengubah Rasa Takut Menjadi Keberanian
Fenomena tersebut menginspirasi para peneliti di Universitas Yale untuk mencari tanda-tanda kristal waktu pada materi lainnya.
Percobaan pertama para peneliti adalah kristal monoammonium phosphate (MAP) yang bisa tumbuh dengan cepat dan banyak digunakan dalam perangkat penumbuh kristal untuk anak-anak.
Tim peneliti awalnya berpendapat bahwa kristal waktu hanya akan terbentuk apabila senyawa atomnya dalam kondisi yang tidak beraturan.
Namun, setelah meneliti kristal MAP lebih jauh menggunakan resonansi magnetik nuklir, para peneliti mampu menemukan tanda-tanda pembentukan yang mereka harapkan.
Baca Juga: Dapatkah Robot Menjadi Konselor? Studi Awal Tunjukkan Hasil Positif
"Pengukuran kristal kami langsung terlihat mencolok," kata Sean Barrett, peneliti utama penelitian.
Dia melanjutkan, penelitian kami menunjukkan, tanda kristal waktu diskrit (DTC) dapat ditemukan, secara teori, hanya dengan mengamati kristal pada perangkat milik anak-anak.
Dikutip dari New Atlas, Kamis (3/5/2018), tim peneliti menyebut penemuan mereka adalah eksperimen "kristal waktu gema".
Penelitian tersebut mampu menyelidiki urutan kuantum tersembunyi di dalam sebuah sistem.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Lutfi Fauziah |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR